MELESTARIKAN SENI BUDAYA MELAYU RENGAT INDRAGIRI

Senin, 18 Desember 2017

Tradisi mencukur rambut bayi

TRADISI MENCUKUR RAMBUT BAYI
PADA ACARA AQIQAH MASYARAKAT MELAYU INDRAGIRI HULU


       I.   PENDAHULUAN.

Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan dalam sebuah keluarga muslim yang dikarenakan lahirnya seorang bayi. Dalam acara itu mengundang famili/kerabat, sahabat dan tetangga untuk ikut merayakan hari kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama bayi dengan nama yang bagus. Nama merupakan doa, maka  setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.

Perayaan itu dilakukan dalam acara aqiqah. Acara dikemas dalam bentuk kenduri syukuran dan dihibur dengan kesenian Islami seperti rebana, marawis, membaca Al Barzanji dan marhaban atau hiburan lainnya untuk melengkapi acara aqiqah itu.

Dalam acara itu selalu ada disediakan sejumlah telur rebus yang diberi pewarna merah. Ada yang ditancapkan dengan lidi kelapa yang dibalut serta dihias bendera kertas warna warni dan ada juga yang diletakkan di atas  pulut kuning pada wadah-wadah kecil yang juga dihias. Biasanya selesai acara mencukur rambut bayi, telor merah tersebut dibagi-bagikan pada tamu yang datang dan beberapa uang recehan ditaburkan kepada anak-anak kecil yang turut meramaikan suasana, boleh mengambilnya.

Acara mencukur rambut bayi tidak harus mewah, sederhana sekalipun tetap diadakan, karena tradisi itu sudah dipandang suatu yang sakral untuk dilakukan dan memang sudah diwarisi dari zaman ke zaman.

II.   MENCUKUR RAMBUT BAYI DALAM PANDANGAN ISLAM.


كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّيكُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تَذْ بَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
“Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” [HR Abu awud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah)
Dalam penjelasan hadits ini, bahwa tradisi potong rambut bayi adalah salah satu sunnah Rasul dimana rambut yang di potong akan ditimbang kemudian beratnya akan ditukarkan dengan emas atau perak untuk di sedekahkan kepada yang berhak menerimanya. Sunnahnya acara potong rambut setelah menyembelih aqiqah yaitu pemotongan hewan, untuk laki laki 2 ekor kambing dan untuk perempuan 1 ekor kambing, serta pemberian nama kepada bayi yang baru lahir tersebut.
Jika pada hari ketujuh belum sempat di cukur, maka rambut anak tetap dicukur setelah itu meskipun telah baligh, karena sunnah mencukur rambut sifatnya longgar.

III.    FILOSOFI MENCUKUR RAMBUT BAYI.

Filosofi yang terkandung dalam acara mencukur rambut bayi dapat dilihat dari azas faedahnya. Secara klinik, paska persalinan banyak lemak pada kulit bayi dan kotoron ibu yang menempel pada tubuhnya, termasuk rambutnya. Cukur rambut akan mengangkat sisa-sisa lemak dan kotoran tersebut. Meningkatkan aliran darah ke kepala, sehingga kebutuhan kulit kepala akan nutrisi tercukupi. Cukupnya pasokan nutrisi ke dalam akar rambut akan merangsang perbaikan dan pertumbuhan yang lebih baik.

Pada bayi dengan gangguan kerak kepala, pemotongan rambut dapat memepermudah perawatan gangguan kulit tersebut. Mudah mendeteksi adanya masalah di kulit kepala bayi. Bayi mudah beradaptasi dengan lingkungan atau udara sekitar karena kulit kepalanya tidak berambut. Setelah dicukur, rambut akan tumbuh kembali.

Menurut Ibnu Qoyyim ( ulama / ahli kedokteran), bahwa mencukur rambut bayi adalah pelaksanaan perintah Rasulullah SAW untuk menghilangkan kotoran. Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang jelek / lemah dengan rambut yang kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala dan lebih meringankan untuk si bayi. Hal ini berguna untuk membuka lubang poro-pori yang ada di kepala supaya gelombang panas bisa keluar melaluinya dengan mudah, dimana hal tersebut sangat bermanfaat untuk menguatkan indera penglihatan, penciuman dan pendengaran si bayi.

Dengan demikian, mencukur rambut bayi yang baru lahir sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik lahir maupun batinnya. Oleh sebab itu, setiap bayi yang baru lahir sangat baik untuk dicukur rambutnya, sebagai bukti kita telah mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

IV. TRADISI MENCUKUR RAMBUT BAYI PADA MASYARAKAT MELAYU INDRAGIRI HULU

Acara mencukur rambut bayi di kalangan masyarakat Melayu Indragiri tidak jauh berbedah dengan masyarakat daerah lainnya, baik cara maupun waktu pelaksanaannya.

Mencukur rambut bayi dilakukan pada Acara Aqiqah, dengan mempersiapkan tempat, perlengkapan dan acara. Tahapan pelaksanaan acara sbb :


  1. Pelaksanaan pemotongan hewan aqiqah (kambing) untuk bayi.
  2. Rumah dibersihkan serta dihias supaya terlihat indah saat acara kenduri.
  3. Bayi dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas tilam kecil.
  4. Satu napan ceper berisi tiga mangkok kecil yang berisi air tepung tawar, beras kunyit  dan    gunting kecil.
  5. Satu buah kelapa muda di potong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok        siku   keluang dan dijadikan potongan kepalanya sebagai tutupnya. Air kelapa dibuang dan  diisikan sedikit air bersih biasa dan kelapa itu diletakkan diatas tempat, biasanya bersamaan diatas napan ceper tepung tawar.
  6.  Pembacaan Al Barzanji dan Marhaban dilaksanakan oleh pihak laki-laki ataupun          perempuan, dengan tujuan mengharapkan berkah Allah atas kemuliaan Rasulullah SAW.
  7. Pada saat Marhaban, orang-orang berdiri menyambut bayi yang dikeluarkan dari kamar dan dikelilingkan kepada tamu laki-laki yang ada di dalam rumah. Setiap orang setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit kepada bayi, maka mereka menggunting sedikit saja ujung rambut bayi. Rambut yang digunting itu akan dimasukkan kedalam kelapa. Pada masa inilah biasanya bayi diberi nama. Adapun bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu biasanya pada bilangan ganjil. Setelah selesai dijalankan pada pihak laki-laki, maka bayi dibawa keliling kepada pihak perempuan untuk dilakukan hal yang sama.
  8. Setelah selesai dilakukan gunting rambut oleh pihak laki-laki dan perempuan, dilanjutkan dengan membaca doa aqiqah oleh pemuka agama.
  9. Bayi diletakkan dalam buai/ayunan sambil Ibunya bernandung dengan irama khas nandung sebagai pengantar tidur bayi. Nandung berisi Pujian, sholawat, nasehat, serta  zikir dan doa.
  10. Di akhir acara, rambut bayi dicukur seluruhnya oleh orang yang mahir mencukur rambut  bayi. Rambut bayi semuanya dimasukkan ke dalam kelapa dan lazimnya ditanam disekitar  halaman rumah atau dekat pohon anak kelapa, sebagai peringatan atas masa anak itu  dilahirkan. Jika rambut bayi mau ditimbang untuk maksud bersedekah, maka dilakukan  sebelum rambut bayi itu dimasukkan ke dalam kelapa atau cukup dikira-kira lebih berat  rambutnya.

V.     KESIMPULAN

  1. Mencukur rambut bayi merupakan sunnah nabi saw yang dimaksudkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bayi.
  2. Tradisi mencukur rambut bayi pada masyarakat Melayu Indragiri, diadakan pada acara  Aqiqah sekaligus pemberian nama yang bagus.
  3. Perlengkapan seperti tepung tawar, beras kunyit, kelapa, dsb, dan membaca Al Barzanji       serta Marhaban,  merupakan adat dan tradisi yang boleh diadakan.


DOA AQIQAH DAN PEMBERIAN NAMA BAYI


بِسْمِ اللهِ الرّحمنِ الرّحِيمِ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيّدِناَ محمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, اَللّهُمَّ اُعِيْذُهُ بِالْوَاحِدِ الصَّمَدِ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ حَسَـدٍ. اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْـطَانِ الرَّجِيْمِ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, teriring keluarganya, dan sahabatnya. Ya Allah, aku memohon perlindungan untuk anak ini (sebutkan nama sang bayi yang di aqiqah) kepada Tuhan yang maha esa lagi Tuhan tempat meminta dan bergantung dari kejahatan setiap orang yang dengki. Aku memohon perlindungan untuk ibu anak-anak dan keturunannya dengan Zat Engkau dari syetan yang terkutuk

 اَللّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا اْلوَلَدَ وَلَدًا صَالِحًا. اَللّهُـمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ السَّـلاَمَةَ فِى الدُّنْياَ وَالدِّيْنِ وَنَسْأَلُكَ الزِّيَادَةَ وَالْبَرَكَةَ فِى اْلعِلْـمِ وَارْزُقِ الْمَرْزُوْقِيْنَ. اِلَهِى اِنَّكَ قَدْ عَلَّمْتَ اَدَمَ اْلاَسْمَاءَ كُلَّهَا وَقَدْ اَمَرَنَا نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِحْسـَانِهَا فَهَا نَحْنُ نُسَمَّى هَذَا الْوَلَدَ بِاسْمِ يُنَاسِبُ اَهْلَ الْبَيْتِ…
Ya Allah, hendaklah Engkau menjadikan anak ini menjadi anak yang shaleh atau sholehah.
Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu keselamatan dunia dan agama, kami memohon kepada-Mu penambahan dan keberkahan dalam ilmu, dan limpahkanlah rizki kepada orang-orang yang berkah mendapatkan rizki. Wahai Tuhanku, sungguh Engkau telah mengajarkan semua nama-nama kepada Adam, dan sungguh Nabi-Mu Muhammad SAW telah memerintahkan kepada kami agar memberi nama kepada anak ini dengan nama yang layak di negeri ini(sebutkan nama anak ......)

 اِلَهِى اَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلىَ دِيْنِ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مِلَّةِ اَبِيْنَا اِبْرَاهِيْـمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.

Wahai Tuhanku, kami di pagi hari di atas kesucian Islam, di atas kepastian ikhlas, di atas agama Nabi Muhammad Saw, dan di atas agama bapak kami Ibrohim sebagai orang yang cenderung kepada kebenaran lagi yang tunduk (kepada ajaran) dan tidaklah ia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah

 اَللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ لِسَاناًذَاكِرًا وَقَلْبًا شَاكِرًا وَبَدَنًاصَابِرًا وَزَوْجَةً تُعِيْنُنَا فِى الدُّيْنَا وَاْلآخِرَةِ. وَنَعُوْذُبِكَ يَا رَبَّنَا مِنْ وَلَدٍ يَكُوْنُ عَلَيْناَ سَيِّدًا وَمِنِ امْرَاَةِ تُشَيِّبُنَا قَبْلَ وَقْتِ الْمَشِيْبِ وَمِنْ مَالٍ يَكُوْنَ عَذَابًا لَّنَا وَوَبَالاً عَلَيْنَا وَمِنْ جَارٍ اِنْ رَّآى مِنَّا حَسَنَةً كَتَمَهَا وَاِنْ رَّآى مِنَّا سَيِّئَةً اَفْشَاهًا.

Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu lisan yang berzikir, hati yang bersyukur, badan yang bersabar, dan istri yang menolong kami dalam urusan dunia dan urusan akhirat.
Dan kami berlindung kepada-Mu, wahai Tuhan kami, dari anak yang kepada kami sebagai tuan, dari istri yang menyebabkan tumbuh uban sebelum usia layak beruban, dari harta yang menjadi siksaan dan bencana bagi kami, dan dari tetangga yang bila melihat kebaikan kami, maka ia menyimpan dan bila ia melihat keburukan kami maka ia menyebarkan

اَللّهُـمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا عَقِيْقَتَنَا رَبَّناَ, بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحمَ الرَّاحِمِـيْنَ. واَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمـِيْنَ.

Ya Allah, terimalah aqiqah kami, wahai Tuhan kami, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan paling penyayang di antara para penyayang. Dan segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam


--- ---

Jumat, 17 November 2017

KUE  ASIDAH MELAYU  INDRAGIRI HULU


        I.            PENDAHULUAN

Melayu Riau memiliki beragam makanan kue khas, tidak terkecuali Indragiri Hulu yang sudah membudayakan kue yang bernama kue ASIDAH, terutama pada saat adanya acara pernikahan yang di hidangkan di atas poho ( talam kuningan berkaki ) untuk pengantin dan tamu undangan, karena kue ‘Asidah merupakan salah satu dari kue-kue pengantin yang mesti disediakan.

Kue pengantin dimaksud terdiri dari 9 (sembilan) macam yaitu Halue Tolo ( Bolu Berendam), Asidah, Nage Berarak,  Anti Rupe, Anti Rase, Halue Masokat, Halue Pelekat, Jale Emas dan Jale Perak.

Menurut para sesepuh Melayu di Rengat bahwa sejak zaman kerajaan dahulu, kue ‘Asidah adalah makanan kesukaan Raja-Raja yang selalu dibuat sebagai makanan dalam acara perayaaan, seperti hari raya, acara pernikahan, acara adat, kenduri keluarga, dsb.

Sejarah bermula adanya kue ‘Asidah tersebut, belum diketahui secara pasti. Namun di Riau dan khususnya Indragiri Hulu bahwa kedatangan orang Arab  yang saat ini disebut keturunan Sayyid dan Syarifah, mempengaruhi terhadap budaya dan kehidupan seharian masyarakat setempat.

Jika diteliti dari asal kata,  Asidah berasal dari bahasa Arab  yaitu :
عصيده artinya bubur.
‘Asidah adalah hidangan Arab yang mirip bubur yaitu berupa adonan dengan komposisi aslinya menggunakan minyak samin, buah kurma, gandum dan rempah-rempah untuk cita rasa manis dan asin. Orang Arab makan Asidah dengan tangan (tanpa menggunakan pekakas sendok) dan sering disajikan pada hari-hari libur, seperti Ramadhan, Maulid dan perayaan-perayaan.

Dengan fakta ini, besar kemungkinan bahwa kue Asidah ala Melayu terinspirasi dari masakan khas Arab yang disebut Asidah. Kue Asidah cukup sederhana dibuat sesuai dengan selera.  Ada yang menambahkan  adonan tepung dengan kayu manis, cengkeh, pandan. Namun komposisi itu tergantung selera masyarakat setempat. Selain itu, tekstur kuenya lembut dan tidak lengket di lidah, karena diberi minyak dan ditabur bawang goreng.

Kue  Asidah dibentuk dengan tangan sesuai kreativitas si pembuat seperti bentuk kerucut bunga, buah nenas (sering dibuat), buah anggur,  kembang bunga melati dan mawar, atau pun bentuk lain yang bercita rasa seni yang indah, sehingga mengundang selera untuk menikmati rasa gurihnya. Selain itu ukuran yang sering dibuat untuk satu tempat hidangan kue Asidah terdiri dari 1 (satu) berukuran besar dan sekelilingnya di susun beberapa bentuk ukuran kecil, sehingga terlihat indah dan unik.
Meskipun saat ini kue Asidah belum menjadi makanan keseharian, namun jika anggota keluarga ingin ada cemilan, maka dapat berhajat minta dibuatkan sebagai penambah nikmatnya minum kopi atau pun teh hangat di sore hari.

      II.            FILOSOFI KUE ASIDAH

Hidangan kue Asidah ala Indragiri memiliki simbol / lambang penghormatan kepada tamu yang datang. Kue Asidah besar ditempatkan pada poho atau piring besar. Meskipun kuenya sederhana, namun ketika menikmati kue ‘Asidah bersama orang lain mesti beretika, sebaiknya diambil mulai dari sisi bagian bawahnya, karena jika diambil dari atas dipandang tidak sopan terhadap orang lain.

Selain itu, menurut sesepuh dari wilayah Peranap bahwa untuk penghormatan kepada Raja atau pun orang yang dituakan dalam suatu jamuan, maka pucuk atas kue  Asidah itu didahulukan untuk mereka.

Filosofi yang terkandung dalam kue Asidah adalah ungkapan rasa suka cita atas kehadiran tamu dan keluarga dalam suatu perayaan. Motif kerucut bunga melambangkan penghormatan dan sanjungan, motif bulat buah melambangkan hubungan yang tidak terputus, motif mawar melambangkan persahabatan dan persaudaraan sejati, motif kembang bunga melati melambangkan kesucian hati dan keikhlasan.

    III.            CARA MEMBUAT KUE ASIDAH

A.      Bahan-bahan : untuk membuat ukuran  1 (satu) piring besar.
1.      Tepung gandum 3 gelas sedang (500 gram)
2.      Air 2 gelas sedang (600 ml)
3.      Gula pasir 1,5 gelas sedang (400 gram)
4.      Bawang merah 500 gram
5.      Minyak goreng 500 ml
6.      Minyak samin 1 sendok makan
7.      Daun pandan 3 lembar

B.      Cara membuat
1.      Bawang diiris tipis lalu digoreng sampai kuning kecoklatan, angkat lalu minyak penggoreng ditiriskan.
2.      Air dan gula pasir dimasak dalam wajan kuning tembaga sampai mendidih diatas api sedang.
3.      Masukkan daun pandan.
4.      Masukkan tepung sedikit demi sedikit dengan diayak sampai masak, dirasa tidak lengket di lidah.
5.      Masukkan minyak samin dan minyak makan sisa penggorengan bawang, diaduk sampai menyatu dan merata.
6.      Setelah masak, diangkat dan diletakkan diatas piring besar.
7.      Kue dibentuk dengan motif yang disukai, seperti kerucut dengan ukuran besar atau pun kecil, dan dibentuk kelopak-kelopak daun atau bunga.
8.      Taburi merata bawang goreng diatasnya, dan kue asidah siap disajikan untuk dinikmati.

   IV.            KANDUNGAN NUTRISI DALAM BAHAN KUE

Dalam setiap bahan pembuatan kua Asidah diyakini mengandung gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sebagaimana menurut para peneliti dan ahli kesehatan.

1.      Tepung Gandum

Gandum sering disebut sebagai bahan makanan yang perlu ada dalam pola makan sehat, mengandung karbohidrat (80-85 %), protein, asam folat, niasin, magnesium, vitamin E, vitamin B2, vitamin B6. Selain itu, kandungan serat yang tinggi  mampu mengontrol kadar kolesterol di dalam darah, tingkat lemak rendah, sehingga akan membuat organ tubuh bekerja lebih ringan untuk mencerna dan menyerap nutrisinya.

2.      Bawang Merah

Bawang Merah goreng memiliki aroma wangi dan renyah. Dalam bawang merah terkandung senyawa polifenol dan senyawa flavonoid. Senyawa polifenol inilah yang berkhasiat sebagai antioksidan (melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas). Kandungan nutrisi bawang merah cukup kaya. Dalam 100 gram bawang merah terdapat vitamin E, K, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan seng (zinc). Konsumsi secara teratur, dapat menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral.

3.      Gula Pasir

Gula berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam bahan makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor (rasa) melalui reaksi pencoklatan. Daya larut yang tinggi dari gula dan daya mengikatnya terhadap air merupakan sifat-sifat yang menyebabkan gula sering digunakan dalam pengawetan bahan pangan. Dalam gula terdapat 387 Kalori dalam gula pasir (100 gram), Karbohidrat 99,98 gram, Kalium 2 mg. Tubuh membutuhkan kalori untuk menunjang berbagai kegiatan dan aktivitas selama masih hidup. Tanpa kalori maka tubuh kita akan menjadi lemah, lesu, dan sel-sel dalam tubuh akan mati secara otomatis.

4.      Minyak Goreng
Penggunaan minyak goreng ini sebagai media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih, renyah, tidak lengket, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa. Dalam minyak goreng terkandung pro vitamin A, vitamin E dan Omega 9 asam lemak atau asam oleat (asam lemak tak jenuh), yang merupakan komponen terbanyak minyak kelapa sawit (sekitar 38,2 - 43,6%) berfungsi mengurangi lemak jahat dalam minyak goreng.

5.      Minyak Samin

Minyak samin berasal dari lemak hewan seperti onta, sapi, yang dibuat melalui proses pemurnian, yang selalu ada pada setiap masakan orang Arab. Minyak samin dikategorikan minyak sehat untuk tubuh, seperti membakar lemak, anti peradangan, membantu pencernaan lebih baik, kecerdasan otak (asam lemak omega 3 dan 6), kesehatan mata, kulit dan kekebalan tubuh. Selain itu juga mengandung Vitamin A, C, D, E dan K

6.      Daun Pandan

Daun pandan wangi beraroma yang sangat khas  sehingga sering  digunakan pada makanan dan minuman. Kandungan yang terdapat dalam daun pandan ini berupa senyawa alkaloid , saponin , flavonoid , tanin , polifenol dan zat pewarna alami. Karena itu daun pandan dipercaya berkhasiat dapat mengatasi sakit rematik, pegal linu, menurunkan tensi dan meningkatkan nafsu makan.

7.      Air

Air digunakan untuk memasak bahan makanan. Menggunakan air bersih untuk menjaga kesehatan tubuh. Air mengandung sejumlah mineral, seperti Kalsium menjaga kesehatan tulang dan gigi, Sodium untuk keseimbangan cairan tubuh, Magnesium membantu pencernaan protein, membantu pembentukan sel, Bikarbonat memelihara keseimbangan asam darah.

     V.            GAMBAR KUE ASIDAH
Contoh Kue
A.      Model kerucut : kerucut bunga


B.      Model kembang : bunga mawar/melati


C.      Model buah : bulat anggur


D.     Model sederhana : biasa



  
   VI.            PENUTUP

Demikian penyajian tentang kue ASIDAH  Melayu Indragiri Hulu dan semoga bermanfaat untuk masyarakat Riau.


                                    Rengat, 1  November 2017





Sumber Data / Informasi :

1.       H. Ramli Husin, Tokoh Agama/ Masyarakat  (93 Tahun)
2.       Syarifah Asikin, Tokoh wanita keturunan Arab (78Tahun)
3.       Zurni , warga masyarakat Rengat (80 Tahun)
4.       http://food.detik.com/all-youcan-eat/
5.     https://caramemperbaikikinerjaginjal.wordpress.com/tag/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada-gandum/
6.       https://www.kompasiana.com/kesehatan
7.       https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/makanan/gula
8.        http:digilib.unila.ac.id/


Selasa, 14 November 2017

TARI LUKAH


Uji kekuatan magic dalam permainan Lukah Gile, 
Desa Tambak Indragiri Hulu

Minggu, 12 November 2017



KUE PENGANTIN INDRAGIRI HULU




1. Halue Tolo (Bolu Berendam)




2. 'Asidah




3. Nage Berarak




4. Antirase




5. Antirupe





6. Halue Masokat
7. Halue Pelekat
8. Jale Emas
9. Jale Perak

catatan : no. 6 s/d 9 belum tersedia. 




Al Ichsan Karni, Syarifah Halimah 
bersama Sesepuh Indragiri Hulu
H. Ramli Husin
Acara Festival Kuliner Tradisional Melayu Indragiri Hulu, 
di Danau Raja Rengat, Okt 2017