Sabtu, 25 November 2017
Jumat, 17 November 2017
KUE ASIDAH MELAYU INDRAGIRI HULU
I.
PENDAHULUAN
Melayu Riau memiliki
beragam makanan kue khas, tidak terkecuali Indragiri Hulu yang sudah
membudayakan kue yang bernama kue ASIDAH, terutama pada saat adanya
acara pernikahan yang di hidangkan di atas poho ( talam kuningan berkaki )
untuk pengantin dan tamu undangan, karena kue ‘Asidah merupakan salah satu dari
kue-kue pengantin yang mesti disediakan.
Kue pengantin dimaksud
terdiri dari 9 (sembilan) macam yaitu Halue Tolo ( Bolu Berendam), Asidah,
Nage Berarak, Anti Rupe, Anti Rase, Halue Masokat, Halue
Pelekat, Jale Emas dan Jale Perak.
Menurut para sesepuh Melayu
di Rengat bahwa sejak zaman kerajaan dahulu, kue ‘Asidah adalah makanan
kesukaan Raja-Raja yang selalu dibuat sebagai makanan dalam acara perayaaan,
seperti hari raya, acara pernikahan, acara adat, kenduri keluarga, dsb.
Sejarah bermula adanya
kue ‘Asidah tersebut, belum diketahui secara pasti. Namun di Riau dan khususnya
Indragiri Hulu bahwa kedatangan orang Arab yang saat ini disebut keturunan Sayyid dan
Syarifah, mempengaruhi terhadap budaya dan kehidupan seharian masyarakat setempat.
Jika diteliti dari asal kata,
Asidah berasal dari bahasa Arab yaitu :
عصيده artinya bubur.
‘Asidah adalah hidangan
Arab yang mirip bubur yaitu berupa adonan dengan komposisi aslinya menggunakan
minyak samin, buah kurma, gandum dan rempah-rempah untuk cita rasa manis dan
asin. Orang Arab makan Asidah dengan tangan (tanpa menggunakan pekakas sendok)
dan sering disajikan pada hari-hari libur, seperti Ramadhan, Maulid dan
perayaan-perayaan.
Dengan fakta ini, besar
kemungkinan bahwa kue Asidah ala Melayu terinspirasi dari masakan khas Arab
yang disebut Asidah. Kue Asidah cukup sederhana dibuat sesuai dengan selera. Ada yang menambahkan adonan tepung dengan kayu manis, cengkeh,
pandan. Namun komposisi itu tergantung selera masyarakat setempat. Selain itu,
tekstur kuenya lembut dan tidak lengket di lidah, karena diberi minyak dan
ditabur bawang goreng.
Kue Asidah dibentuk dengan tangan sesuai kreativitas
si pembuat seperti bentuk kerucut bunga, buah nenas (sering dibuat),
buah anggur, kembang bunga melati dan mawar,
atau pun bentuk lain yang bercita rasa seni yang indah, sehingga mengundang
selera untuk menikmati rasa gurihnya. Selain itu ukuran yang sering dibuat untuk
satu tempat hidangan kue Asidah terdiri dari 1 (satu) berukuran besar dan sekelilingnya
di susun beberapa bentuk ukuran kecil, sehingga terlihat indah dan unik.
Meskipun saat ini kue
Asidah belum menjadi makanan keseharian, namun jika anggota keluarga ingin ada
cemilan, maka dapat berhajat minta dibuatkan sebagai penambah nikmatnya minum kopi
atau pun teh hangat di sore hari.
II.
FILOSOFI KUE ASIDAH
Hidangan kue Asidah ala
Indragiri memiliki simbol / lambang penghormatan kepada tamu yang datang. Kue
Asidah besar ditempatkan pada poho atau piring besar. Meskipun kuenya sederhana,
namun ketika menikmati kue ‘Asidah bersama orang lain mesti beretika, sebaiknya
diambil mulai dari sisi bagian bawahnya, karena jika diambil dari atas
dipandang tidak sopan terhadap orang lain.
Selain itu, menurut
sesepuh dari wilayah Peranap bahwa untuk penghormatan kepada Raja atau pun
orang yang dituakan dalam suatu jamuan, maka pucuk atas kue Asidah itu didahulukan untuk mereka.
Filosofi yang terkandung
dalam kue Asidah adalah ungkapan rasa suka cita atas kehadiran tamu dan
keluarga dalam suatu perayaan. Motif kerucut bunga melambangkan penghormatan
dan sanjungan, motif bulat buah melambangkan hubungan yang tidak terputus, motif
mawar melambangkan persahabatan dan persaudaraan sejati, motif kembang bunga melati
melambangkan kesucian hati dan keikhlasan.
III.
CARA MEMBUAT KUE ASIDAH
A.
Bahan-bahan : untuk membuat
ukuran 1 (satu) piring besar.
1.
Tepung gandum 3 gelas sedang (500 gram)
2.
Air 2 gelas sedang (600 ml)
3.
Gula pasir 1,5 gelas sedang (400 gram)
4.
Bawang merah 500 gram
5.
Minyak goreng 500 ml
6.
Minyak samin 1 sendok makan
7.
Daun pandan 3 lembar
B.
Cara membuat
1.
Bawang diiris tipis lalu digoreng
sampai kuning kecoklatan, angkat lalu minyak penggoreng ditiriskan.
2.
Air dan gula pasir dimasak dalam
wajan kuning tembaga sampai mendidih diatas api sedang.
3.
Masukkan daun pandan.
4.
Masukkan tepung sedikit demi
sedikit dengan diayak sampai masak, dirasa tidak lengket di lidah.
5.
Masukkan minyak samin dan minyak
makan sisa penggorengan bawang, diaduk sampai menyatu dan merata.
6.
Setelah masak, diangkat dan
diletakkan diatas piring besar.
7.
Kue dibentuk dengan motif yang
disukai, seperti kerucut dengan ukuran besar atau pun kecil, dan dibentuk
kelopak-kelopak daun atau bunga.
8.
Taburi merata bawang goreng
diatasnya, dan kue asidah siap disajikan untuk dinikmati.
IV.
KANDUNGAN NUTRISI DALAM BAHAN KUE
Dalam setiap bahan
pembuatan kua Asidah diyakini mengandung gizi dan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, sebagaimana menurut para peneliti dan ahli kesehatan.
1.
Tepung Gandum
Gandum sering disebut
sebagai bahan makanan yang perlu ada dalam pola makan sehat, mengandung
karbohidrat (80-85 %), protein, asam folat, niasin, magnesium, vitamin E,
vitamin B2, vitamin B6. Selain itu, kandungan
serat yang tinggi mampu mengontrol kadar
kolesterol di dalam darah, tingkat lemak rendah, sehingga akan membuat organ
tubuh bekerja lebih ringan untuk mencerna dan menyerap nutrisinya.
2.
Bawang Merah
Bawang Merah goreng
memiliki aroma wangi dan renyah. Dalam bawang merah terkandung senyawa
polifenol dan senyawa flavonoid. Senyawa polifenol inilah yang berkhasiat
sebagai antioksidan (melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas).
Kandungan nutrisi bawang merah cukup kaya. Dalam 100 gram bawang merah terdapat
vitamin E, K, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan seng (zinc). Konsumsi secara teratur, dapat
menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral.
3.
Gula Pasir
Gula berfungsi sebagai sumber nutrisi
dalam bahan makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor (rasa) melalui reaksi pencoklatan. Daya
larut yang tinggi dari gula dan daya mengikatnya terhadap air merupakan
sifat-sifat yang menyebabkan gula sering digunakan dalam pengawetan bahan
pangan. Dalam gula terdapat 387 Kalori dalam
gula pasir (100 gram), Karbohidrat 99,98 gram, Kalium 2 mg. Tubuh membutuhkan
kalori untuk menunjang berbagai kegiatan dan
aktivitas selama masih hidup. Tanpa kalori maka tubuh kita akan menjadi lemah,
lesu, dan sel-sel dalam tubuh akan mati secara otomatis.
4.
Minyak Goreng
Penggunaan minyak goreng
ini sebagai media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih, renyah,
tidak lengket, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa. Dalam
minyak goreng terkandung pro vitamin A, vitamin E dan Omega 9 asam lemak atau
asam oleat (asam lemak tak jenuh), yang merupakan komponen terbanyak minyak
kelapa sawit (sekitar 38,2 - 43,6%) berfungsi mengurangi lemak jahat dalam
minyak goreng.
5.
Minyak Samin
Minyak samin berasal dari
lemak hewan seperti onta, sapi, yang dibuat melalui proses pemurnian, yang
selalu ada pada setiap masakan orang Arab. Minyak samin dikategorikan minyak
sehat untuk tubuh, seperti membakar lemak, anti peradangan, membantu pencernaan
lebih baik, kecerdasan otak (asam lemak omega 3 dan 6), kesehatan mata, kulit
dan kekebalan tubuh. Selain itu juga mengandung Vitamin A, C, D, E dan K
6.
Daun Pandan
Daun pandan wangi beraroma yang sangat khas sehingga sering digunakan pada makanan
dan minuman. Kandungan yang terdapat dalam daun pandan ini berupa senyawa alkaloid , saponin , flavonoid , tanin , polifenol dan
zat pewarna
alami. Karena itu daun pandan dipercaya berkhasiat dapat mengatasi sakit
rematik, pegal linu, menurunkan tensi dan meningkatkan nafsu makan.
7.
Air
Air digunakan untuk
memasak bahan makanan. Menggunakan air bersih untuk menjaga kesehatan tubuh.
Air mengandung sejumlah mineral, seperti Kalsium menjaga kesehatan tulang dan
gigi, Sodium untuk keseimbangan cairan tubuh, Magnesium membantu pencernaan
protein, membantu pembentukan sel, Bikarbonat memelihara keseimbangan asam
darah.
V.
GAMBAR KUE ASIDAH
Contoh Kue
A.
Model kerucut : kerucut bunga
B.
Model kembang : bunga mawar/melati
C.
Model buah : bulat anggur
D.
Model sederhana : biasa
VI.
PENUTUP
Demikian penyajian
tentang kue ASIDAH Melayu Indragiri Hulu
dan semoga bermanfaat untuk masyarakat Riau.
Rengat, 1 November 2017
Sumber Data / Informasi :
1.
H. Ramli Husin, Tokoh Agama/
Masyarakat (93 Tahun)
2.
Syarifah Asikin, Tokoh wanita
keturunan Arab (78Tahun)
3.
Zurni , warga masyarakat Rengat (80
Tahun)
4.
http://food.detik.com/all-youcan-eat/
5. https://caramemperbaikikinerjaginjal.wordpress.com/tag/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada-gandum/
5. https://caramemperbaikikinerjaginjal.wordpress.com/tag/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada-gandum/
6.
https://www.kompasiana.com/kesehatan
7.
https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/makanan/gula
8.
http:digilib.unila.ac.id/
Selasa, 14 November 2017
Minggu, 12 November 2017
1. Halue Tolo (Bolu Berendam)
3. Nage Berarak
4. Antirase
5. Antirupe
7. Halue Pelekat
8. Jale Emas
9. Jale Perak
catatan : no. 6 s/d 9 belum tersedia.
Al Ichsan Karni, Syarifah Halimah
bersama Sesepuh Indragiri Hulu
H. Ramli Husin
Acara Festival Kuliner Tradisional Melayu Indragiri Hulu,
di Danau Raja Rengat, Okt 2017
Langganan:
Postingan (Atom)