MELESTARIKAN SENI BUDAYA MELAYU RENGAT INDRAGIRI

Jumat, 17 November 2017

KUE  ASIDAH MELAYU  INDRAGIRI HULU


        I.            PENDAHULUAN

Melayu Riau memiliki beragam makanan kue khas, tidak terkecuali Indragiri Hulu yang sudah membudayakan kue yang bernama kue ASIDAH, terutama pada saat adanya acara pernikahan yang di hidangkan di atas poho ( talam kuningan berkaki ) untuk pengantin dan tamu undangan, karena kue ‘Asidah merupakan salah satu dari kue-kue pengantin yang mesti disediakan.

Kue pengantin dimaksud terdiri dari 9 (sembilan) macam yaitu Halue Tolo ( Bolu Berendam), Asidah, Nage Berarak,  Anti Rupe, Anti Rase, Halue Masokat, Halue Pelekat, Jale Emas dan Jale Perak.

Menurut para sesepuh Melayu di Rengat bahwa sejak zaman kerajaan dahulu, kue ‘Asidah adalah makanan kesukaan Raja-Raja yang selalu dibuat sebagai makanan dalam acara perayaaan, seperti hari raya, acara pernikahan, acara adat, kenduri keluarga, dsb.

Sejarah bermula adanya kue ‘Asidah tersebut, belum diketahui secara pasti. Namun di Riau dan khususnya Indragiri Hulu bahwa kedatangan orang Arab  yang saat ini disebut keturunan Sayyid dan Syarifah, mempengaruhi terhadap budaya dan kehidupan seharian masyarakat setempat.

Jika diteliti dari asal kata,  Asidah berasal dari bahasa Arab  yaitu :
عصيده artinya bubur.
‘Asidah adalah hidangan Arab yang mirip bubur yaitu berupa adonan dengan komposisi aslinya menggunakan minyak samin, buah kurma, gandum dan rempah-rempah untuk cita rasa manis dan asin. Orang Arab makan Asidah dengan tangan (tanpa menggunakan pekakas sendok) dan sering disajikan pada hari-hari libur, seperti Ramadhan, Maulid dan perayaan-perayaan.

Dengan fakta ini, besar kemungkinan bahwa kue Asidah ala Melayu terinspirasi dari masakan khas Arab yang disebut Asidah. Kue Asidah cukup sederhana dibuat sesuai dengan selera.  Ada yang menambahkan  adonan tepung dengan kayu manis, cengkeh, pandan. Namun komposisi itu tergantung selera masyarakat setempat. Selain itu, tekstur kuenya lembut dan tidak lengket di lidah, karena diberi minyak dan ditabur bawang goreng.

Kue  Asidah dibentuk dengan tangan sesuai kreativitas si pembuat seperti bentuk kerucut bunga, buah nenas (sering dibuat), buah anggur,  kembang bunga melati dan mawar, atau pun bentuk lain yang bercita rasa seni yang indah, sehingga mengundang selera untuk menikmati rasa gurihnya. Selain itu ukuran yang sering dibuat untuk satu tempat hidangan kue Asidah terdiri dari 1 (satu) berukuran besar dan sekelilingnya di susun beberapa bentuk ukuran kecil, sehingga terlihat indah dan unik.
Meskipun saat ini kue Asidah belum menjadi makanan keseharian, namun jika anggota keluarga ingin ada cemilan, maka dapat berhajat minta dibuatkan sebagai penambah nikmatnya minum kopi atau pun teh hangat di sore hari.

      II.            FILOSOFI KUE ASIDAH

Hidangan kue Asidah ala Indragiri memiliki simbol / lambang penghormatan kepada tamu yang datang. Kue Asidah besar ditempatkan pada poho atau piring besar. Meskipun kuenya sederhana, namun ketika menikmati kue ‘Asidah bersama orang lain mesti beretika, sebaiknya diambil mulai dari sisi bagian bawahnya, karena jika diambil dari atas dipandang tidak sopan terhadap orang lain.

Selain itu, menurut sesepuh dari wilayah Peranap bahwa untuk penghormatan kepada Raja atau pun orang yang dituakan dalam suatu jamuan, maka pucuk atas kue  Asidah itu didahulukan untuk mereka.

Filosofi yang terkandung dalam kue Asidah adalah ungkapan rasa suka cita atas kehadiran tamu dan keluarga dalam suatu perayaan. Motif kerucut bunga melambangkan penghormatan dan sanjungan, motif bulat buah melambangkan hubungan yang tidak terputus, motif mawar melambangkan persahabatan dan persaudaraan sejati, motif kembang bunga melati melambangkan kesucian hati dan keikhlasan.

    III.            CARA MEMBUAT KUE ASIDAH

A.      Bahan-bahan : untuk membuat ukuran  1 (satu) piring besar.
1.      Tepung gandum 3 gelas sedang (500 gram)
2.      Air 2 gelas sedang (600 ml)
3.      Gula pasir 1,5 gelas sedang (400 gram)
4.      Bawang merah 500 gram
5.      Minyak goreng 500 ml
6.      Minyak samin 1 sendok makan
7.      Daun pandan 3 lembar

B.      Cara membuat
1.      Bawang diiris tipis lalu digoreng sampai kuning kecoklatan, angkat lalu minyak penggoreng ditiriskan.
2.      Air dan gula pasir dimasak dalam wajan kuning tembaga sampai mendidih diatas api sedang.
3.      Masukkan daun pandan.
4.      Masukkan tepung sedikit demi sedikit dengan diayak sampai masak, dirasa tidak lengket di lidah.
5.      Masukkan minyak samin dan minyak makan sisa penggorengan bawang, diaduk sampai menyatu dan merata.
6.      Setelah masak, diangkat dan diletakkan diatas piring besar.
7.      Kue dibentuk dengan motif yang disukai, seperti kerucut dengan ukuran besar atau pun kecil, dan dibentuk kelopak-kelopak daun atau bunga.
8.      Taburi merata bawang goreng diatasnya, dan kue asidah siap disajikan untuk dinikmati.

   IV.            KANDUNGAN NUTRISI DALAM BAHAN KUE

Dalam setiap bahan pembuatan kua Asidah diyakini mengandung gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, sebagaimana menurut para peneliti dan ahli kesehatan.

1.      Tepung Gandum

Gandum sering disebut sebagai bahan makanan yang perlu ada dalam pola makan sehat, mengandung karbohidrat (80-85 %), protein, asam folat, niasin, magnesium, vitamin E, vitamin B2, vitamin B6. Selain itu, kandungan serat yang tinggi  mampu mengontrol kadar kolesterol di dalam darah, tingkat lemak rendah, sehingga akan membuat organ tubuh bekerja lebih ringan untuk mencerna dan menyerap nutrisinya.

2.      Bawang Merah

Bawang Merah goreng memiliki aroma wangi dan renyah. Dalam bawang merah terkandung senyawa polifenol dan senyawa flavonoid. Senyawa polifenol inilah yang berkhasiat sebagai antioksidan (melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas). Kandungan nutrisi bawang merah cukup kaya. Dalam 100 gram bawang merah terdapat vitamin E, K, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan seng (zinc). Konsumsi secara teratur, dapat menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral.

3.      Gula Pasir

Gula berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam bahan makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor (rasa) melalui reaksi pencoklatan. Daya larut yang tinggi dari gula dan daya mengikatnya terhadap air merupakan sifat-sifat yang menyebabkan gula sering digunakan dalam pengawetan bahan pangan. Dalam gula terdapat 387 Kalori dalam gula pasir (100 gram), Karbohidrat 99,98 gram, Kalium 2 mg. Tubuh membutuhkan kalori untuk menunjang berbagai kegiatan dan aktivitas selama masih hidup. Tanpa kalori maka tubuh kita akan menjadi lemah, lesu, dan sel-sel dalam tubuh akan mati secara otomatis.

4.      Minyak Goreng
Penggunaan minyak goreng ini sebagai media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih, renyah, tidak lengket, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa. Dalam minyak goreng terkandung pro vitamin A, vitamin E dan Omega 9 asam lemak atau asam oleat (asam lemak tak jenuh), yang merupakan komponen terbanyak minyak kelapa sawit (sekitar 38,2 - 43,6%) berfungsi mengurangi lemak jahat dalam minyak goreng.

5.      Minyak Samin

Minyak samin berasal dari lemak hewan seperti onta, sapi, yang dibuat melalui proses pemurnian, yang selalu ada pada setiap masakan orang Arab. Minyak samin dikategorikan minyak sehat untuk tubuh, seperti membakar lemak, anti peradangan, membantu pencernaan lebih baik, kecerdasan otak (asam lemak omega 3 dan 6), kesehatan mata, kulit dan kekebalan tubuh. Selain itu juga mengandung Vitamin A, C, D, E dan K

6.      Daun Pandan

Daun pandan wangi beraroma yang sangat khas  sehingga sering  digunakan pada makanan dan minuman. Kandungan yang terdapat dalam daun pandan ini berupa senyawa alkaloid , saponin , flavonoid , tanin , polifenol dan zat pewarna alami. Karena itu daun pandan dipercaya berkhasiat dapat mengatasi sakit rematik, pegal linu, menurunkan tensi dan meningkatkan nafsu makan.

7.      Air

Air digunakan untuk memasak bahan makanan. Menggunakan air bersih untuk menjaga kesehatan tubuh. Air mengandung sejumlah mineral, seperti Kalsium menjaga kesehatan tulang dan gigi, Sodium untuk keseimbangan cairan tubuh, Magnesium membantu pencernaan protein, membantu pembentukan sel, Bikarbonat memelihara keseimbangan asam darah.

     V.            GAMBAR KUE ASIDAH
Contoh Kue
A.      Model kerucut : kerucut bunga


B.      Model kembang : bunga mawar/melati


C.      Model buah : bulat anggur


D.     Model sederhana : biasa



  
   VI.            PENUTUP

Demikian penyajian tentang kue ASIDAH  Melayu Indragiri Hulu dan semoga bermanfaat untuk masyarakat Riau.


                                    Rengat, 1  November 2017





Sumber Data / Informasi :

1.       H. Ramli Husin, Tokoh Agama/ Masyarakat  (93 Tahun)
2.       Syarifah Asikin, Tokoh wanita keturunan Arab (78Tahun)
3.       Zurni , warga masyarakat Rengat (80 Tahun)
4.       http://food.detik.com/all-youcan-eat/
5.     https://caramemperbaikikinerjaginjal.wordpress.com/tag/kandungan-gizi-yang-terdapat-pada-gandum/
6.       https://www.kompasiana.com/kesehatan
7.       https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/makanan/gula
8.        http:digilib.unila.ac.id/


Selasa, 14 November 2017

TARI LUKAH


Uji kekuatan magic dalam permainan Lukah Gile, 
Desa Tambak Indragiri Hulu

Minggu, 12 November 2017



KUE PENGANTIN INDRAGIRI HULU




1. Halue Tolo (Bolu Berendam)




2. 'Asidah




3. Nage Berarak




4. Antirase




5. Antirupe





6. Halue Masokat
7. Halue Pelekat
8. Jale Emas
9. Jale Perak

catatan : no. 6 s/d 9 belum tersedia. 




Al Ichsan Karni, Syarifah Halimah 
bersama Sesepuh Indragiri Hulu
H. Ramli Husin
Acara Festival Kuliner Tradisional Melayu Indragiri Hulu, 
di Danau Raja Rengat, Okt 2017