Pada dasarnya dakwah Islam itu mengandung banyak aspek yang dapat ditempuh, tergantung kepada situasi dan kondisinya, baik masyarakat sebagai sebagai sasaran ajakan maupun pihak pengemban tugas dakwah sebagai subjek pelaksanaannya.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk pelaksanaan dakwah adalah melalui potensi seni budaya. Seni budaya yang dimaksud adalah seni budaya menurut ukuran Islam, disamping harus bersifat objektif.
Satu sisi kebaikan dan kelebihannya, seni budaya merupakan salah satu usaha manusia untuk menggambarkan kenyataan alam wujud yang berkesan di dalam perasaannya, dalam bentuk yang seindah mungkin dan bisa memberikan suatu inspirasi yang membangkitkan jiwa, apakah dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, hubungan dengan alam sekitarnya, hubungannya dengan kehidupan maupun hubungannya dengan sesama manusia.
Disamping itu, jika seni budaya telah dipergunakan untuk merealisir wahyu ilahi, maka ujud budaya itu tidak akan mengancam umat manusia, tetapi akan memberikan kedamaian, sebab budaya yang bercitra wahyu ilahi itu akan melestarikan alam. Tindakan budaya yang mengindahkan wahyu akan merupakan tindakan yang tidak melampaui batas.
Dengan demikian, jika seni budaya itu dijiwai oleh Islam dalam mengungkapkan hubungan tersebut, maka tidak bisa lain harus diukur dan dinilai dari sisi ajaran Islam dan pernyataan itu harus pula lahir dari citra ke Islaman.
Dikaitkan dengan potensi seni budaya yang ada di wilayah Indragiri, khususnya di Rengat sekitarnya, bahwa budaya bersyair tidak lain dari pantulan nilai-nilai Islam kepada kebudayaan Melayu Indragiri. Nilai itu tercermin dalam bait syair yang dibacakan oleh penyair-penyairnya.
Oleh masyarakat Melayu Indragiri , syair itu disebut syair Surat Kapal yang keberadaannya dilengkapi dengan miniatur kapal laut sebagai simbol yang memiliki filosofi tersendiri. Surat Kapal sebenarnya berasal dari gabungan dua kata, yaitu surat dan kapal. Surat adalah surat/ dokumen izin jalan dan kapal adalah kapal laut. Jadi, Surat Kapal adalah surat/dokumen jalan untuk kapal laut yang akan berlayar.
Syair Surat Kapal merupakan sastra Melayu Indragiri yang masih bertahan sampai saat ini, dengan logat Melayu Indragiri. Disamping itu karya sastra ini tergolong dalam sastra lama karena masih mengikuti pola seloka (puisi Melayu klasik) berupa syair dan pantun yang berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau.
Bagi masyarakat Melayu Riau, irama syair selalu identik dengan irama Selendang Delima yang populer dalam cerita bangsawan di semenanjung Malaya. Irama syair itu mendapat inspirasi dari bentuk syair-syair karya Ali Haji seperti syair hukum nikah, syair Abdul Muluk. Syair itu tidak hanya sebatas keindahan bunyi tetapi sampai pula kepada kandungan maknanya yang Islami.
Oleh karena itu, warna karya sastra tersebut barangkali pula menjadi satu bahan inspirasi bagi seniman dan penyair Surat Kapal di wilayah Indragiri, khususnya di wilayah Rengat sekitarnya. Hal ini dibuktikan adanya syair Surat Kapal tempo dulu yang bertuliskan Arab Melayu.
Syair Surat Kapal sering didengar apabila ada acara pernikahan masyarakat Melayu Indragiri, khusus wilayah Rengat sekitarnya. Syair dikarang oleh penyair atas permintaan orang yang berhajat dan dibacakan dengan irama yang khas untuk syair tersebut tanpa iringan musik.
Dari beberapa contoh karangan penyair-penyair Surat Kapal terlihat susunan penulisannya hampir sama, yaitu terdiri dari : Mukadimah ( pujian kepada Allah dan Sholawat kepada Nabi), Isi Cerita ada yang lucu (kisah kedua pengantin dan cerita orang-orang terdekat), Dakwah (nasehat-nasehat), Penutup (harapan dan doa).
Menurut penyair yang telah Almarhum, seperti Abdul Ghafar (2005), Kaharuddin Alinoni (2001), Bahtaram Ibrahim (2016) maupun yang masih hidup seperti Abu Hanifah dan menurut analisa penulis sendiri bahwa filosofi Surat Kapal cukup dalam maknanya. Kapal sebagai simbol rumah tangga merupakan bahtera yang harus dipersiapkan oleh kedua pasangan pengantin untuk melayari samudera kehidupan yang banyak rintangan untuk menuju pantai harapan yang bahagia dunia akhirat, dengan membawa bekal amal saleh. Sementara Surat sebagai simbol izin berumah tangga merupakan tanda sah menurut syariat agar lancar dalam membawa bahtera rumah tangga yang sarat muatan keluarga.
Pada kenyataannya syair surat kapal tanpa sengaja telah dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan atau nasehat, disamping untuk bercerita tentang kedua pengantin dan memperkenalkan keluarganya kepada orang ramai dengan maksud memperkuat hubungan silaturahmi dua keluarga, karena Islam pun menyerukan untuk saling mengenal dan membina persaudaraan.
Tradisi membaca syair surat kapal sampai saat ini terus dikembangkan oleh para tokoh yang berkepentingan dalam hal ini, sebab budaya ini telah dianggap dapat memberikan tata nilai, baik untuk mengatur hubungan sosial maupun kehalusan perilaku, disamping sebagai hiburan sehat.*
*by : Al Ichsan Karni
Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk pelaksanaan dakwah adalah melalui potensi seni budaya. Seni budaya yang dimaksud adalah seni budaya menurut ukuran Islam, disamping harus bersifat objektif.
Satu sisi kebaikan dan kelebihannya, seni budaya merupakan salah satu usaha manusia untuk menggambarkan kenyataan alam wujud yang berkesan di dalam perasaannya, dalam bentuk yang seindah mungkin dan bisa memberikan suatu inspirasi yang membangkitkan jiwa, apakah dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, hubungan dengan alam sekitarnya, hubungannya dengan kehidupan maupun hubungannya dengan sesama manusia.
Disamping itu, jika seni budaya telah dipergunakan untuk merealisir wahyu ilahi, maka ujud budaya itu tidak akan mengancam umat manusia, tetapi akan memberikan kedamaian, sebab budaya yang bercitra wahyu ilahi itu akan melestarikan alam. Tindakan budaya yang mengindahkan wahyu akan merupakan tindakan yang tidak melampaui batas.
Dengan demikian, jika seni budaya itu dijiwai oleh Islam dalam mengungkapkan hubungan tersebut, maka tidak bisa lain harus diukur dan dinilai dari sisi ajaran Islam dan pernyataan itu harus pula lahir dari citra ke Islaman.
Dikaitkan dengan potensi seni budaya yang ada di wilayah Indragiri, khususnya di Rengat sekitarnya, bahwa budaya bersyair tidak lain dari pantulan nilai-nilai Islam kepada kebudayaan Melayu Indragiri. Nilai itu tercermin dalam bait syair yang dibacakan oleh penyair-penyairnya.
Oleh masyarakat Melayu Indragiri , syair itu disebut syair Surat Kapal yang keberadaannya dilengkapi dengan miniatur kapal laut sebagai simbol yang memiliki filosofi tersendiri. Surat Kapal sebenarnya berasal dari gabungan dua kata, yaitu surat dan kapal. Surat adalah surat/ dokumen izin jalan dan kapal adalah kapal laut. Jadi, Surat Kapal adalah surat/dokumen jalan untuk kapal laut yang akan berlayar.
Syair Surat Kapal merupakan sastra Melayu Indragiri yang masih bertahan sampai saat ini, dengan logat Melayu Indragiri. Disamping itu karya sastra ini tergolong dalam sastra lama karena masih mengikuti pola seloka (puisi Melayu klasik) berupa syair dan pantun yang berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau.
Bagi masyarakat Melayu Riau, irama syair selalu identik dengan irama Selendang Delima yang populer dalam cerita bangsawan di semenanjung Malaya. Irama syair itu mendapat inspirasi dari bentuk syair-syair karya Ali Haji seperti syair hukum nikah, syair Abdul Muluk. Syair itu tidak hanya sebatas keindahan bunyi tetapi sampai pula kepada kandungan maknanya yang Islami.
Oleh karena itu, warna karya sastra tersebut barangkali pula menjadi satu bahan inspirasi bagi seniman dan penyair Surat Kapal di wilayah Indragiri, khususnya di wilayah Rengat sekitarnya. Hal ini dibuktikan adanya syair Surat Kapal tempo dulu yang bertuliskan Arab Melayu.
Syair Surat Kapal sering didengar apabila ada acara pernikahan masyarakat Melayu Indragiri, khusus wilayah Rengat sekitarnya. Syair dikarang oleh penyair atas permintaan orang yang berhajat dan dibacakan dengan irama yang khas untuk syair tersebut tanpa iringan musik.
Dari beberapa contoh karangan penyair-penyair Surat Kapal terlihat susunan penulisannya hampir sama, yaitu terdiri dari : Mukadimah ( pujian kepada Allah dan Sholawat kepada Nabi), Isi Cerita ada yang lucu (kisah kedua pengantin dan cerita orang-orang terdekat), Dakwah (nasehat-nasehat), Penutup (harapan dan doa).
Menurut penyair yang telah Almarhum, seperti Abdul Ghafar (2005), Kaharuddin Alinoni (2001), Bahtaram Ibrahim (2016) maupun yang masih hidup seperti Abu Hanifah dan menurut analisa penulis sendiri bahwa filosofi Surat Kapal cukup dalam maknanya. Kapal sebagai simbol rumah tangga merupakan bahtera yang harus dipersiapkan oleh kedua pasangan pengantin untuk melayari samudera kehidupan yang banyak rintangan untuk menuju pantai harapan yang bahagia dunia akhirat, dengan membawa bekal amal saleh. Sementara Surat sebagai simbol izin berumah tangga merupakan tanda sah menurut syariat agar lancar dalam membawa bahtera rumah tangga yang sarat muatan keluarga.
Pada kenyataannya syair surat kapal tanpa sengaja telah dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan atau nasehat, disamping untuk bercerita tentang kedua pengantin dan memperkenalkan keluarganya kepada orang ramai dengan maksud memperkuat hubungan silaturahmi dua keluarga, karena Islam pun menyerukan untuk saling mengenal dan membina persaudaraan.
Tradisi membaca syair surat kapal sampai saat ini terus dikembangkan oleh para tokoh yang berkepentingan dalam hal ini, sebab budaya ini telah dianggap dapat memberikan tata nilai, baik untuk mengatur hubungan sosial maupun kehalusan perilaku, disamping sebagai hiburan sehat.*
*by : Al Ichsan Karni
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: SYAIR SURAT KAPAL sebagai penunjang DAKWAH
Ditulis Oleh batangterendam.blogspot.com
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel SYAIR SURAT KAPAL sebagai penunjang DAKWAH ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: SYAIR SURAT KAPAL sebagai penunjang DAKWAH
Ditulis Oleh batangterendam.blogspot.com
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel SYAIR SURAT KAPAL sebagai penunjang DAKWAH ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar