MELESTARIKAN SENI BUDAYA MELAYU RENGAT INDRAGIRI

Rabu, 12 Februari 2014


PERAHU JONGKONG

Oleh : Mailiswin / Penilik Kebudayaan Kecamatan Rengat

Perahu " Jongkong " dalam kehidupan sosial masyarakat kampung di sepanjang sungai Indragiri Hulu merupakan wujud kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia tempo dulu. Hasil karya ini merupakan sebuah perahu dengan lambung perahu yang cukup dalam, dibentuk sedemikian rupa, sehingga mempunyai bentuk yang kas dan memiliki nilai keindahan.

Kata "Jongkong" dalam dialek Melayu Rengat Indragiri Hulu diartikan "Dalam", maksudnya lambung perahu tersebut dalam.Perahu Jongkong yang dikenal masyarakat Melayu Rengat adalah perahu yang berlambung "dalam", dengan panjang perahu kira-kira 8 - 10 meter, dan lebar ruangan bagian tengah 80 - 100 cm, pada bibir lambung memanjang permukaan selebar kira-kira 20 cm serta pada haluannya diberi ukiran bermotif kepala binatang, seperti ukiran kepala buaya, kepala ular, ikan dan sebagainya. Pada kemudinya diberi motif ukiran seperti paku-pakuan, dan muatan perahu ini kira-kira untuk 20 orang serta digunakan untuk sarana transportasi dan membawa hasil bumi masyarakat.

Sejak bila penduduk melayu Rengat sepanjang sungai Indragiri mengenal perahu Jongkong dan membuatnya serta mungkin pula dipacukan oleh masyarakat, tidak dapat ditunjukkan dengan suatu tahun atau masa yang pasti, namun bersumber dari syair / senandung lama yang tetap lestari sampai saat ini.

Anak ulat dibongkol kayu
Anak Belande main teropong
Boso dolat Raje Melayu
Kapal betunde perahu Jongkong

Pada syair tersebut dimungkinkan perahu ini telah ada dimasyarakat melayu Rengat dan sekitarnya pada zaman kesultanan Indragiri. Dari data-data yang dikumpulkan bersumber dari pengrajin perahu Rengat, orang-orang tua, masih terasa bahwa sinopsis perahu Jongkong ini bukanlah sesuatu yang final, maka penelitian lebih lanjut masih perlu agar aspek-aspek yang lain dapat diperdalam dan diperluas sehingga lebih melengkapi karya budaya yang dimiliki oleh perahu Jongkong Rengat Indragiri Hulu.

Rengat, 20 Syawal 1421 H


                                                         Sketsa Perahu Jongkong



NANDUNG
by: Al Ichsan Karni

Kata "Nandung" dalam pengertian bahasa Melayu adalah Nyanyian atau Alunan lagu dengan suara lembut untuk menghibur diri atau menidurkan bayi.
Kebiasaan ibu - ibu Melayu Indragiri sejak jaman dahulu selalu bernandung untuk meninabobokan bayi supaya cepat tertidur, ia menimang-nimang bayi sambil duduk, berdiri ataupun dalam buaian yang terbuat dari rotan sambil bekerja agar tidak merasa lelah.

Nandung itu berisikan syair dan pantun yang sarat dengan nasehat agama dan doa, dengan harapan bayinya menjadi anak yang soleh atau solehah dan berjaya dimasa dewasanya. Bagi orang-orang yang mendengarkan di sekeliling rumah tidaklah merasa terganggu, karena  syair dan pantun  itu di nandungkan dengan suara yang merdu dan syahdu, tanpa diiringi dengan alat musik.

Di masyarakat Melayu Rengat Indragiri Hulu saat ini,  masih dapat dijumpai dan didengar orang-orang melayu bernandung menidurkan bayinya, terutama di masyarakat Daerah Aliran Sungai ( DAS) Indragiri, meskipun sudah terbatas pada ibu-ibu tua yang masih mengerti makna Nandung tersebut.

Suatu keniscayaan apabila kebiasaan bernandung itu dapat diwariskan kepada ibu-ibu generasi muda, agar tradisi yang sangat baik itu dapat lestari sampai berketurunan. Tidaklah cukup mendidik RAGA anak secara lahiriah, namun pendidikan JIWAnya untuk menjadi anak yang baik (Islami) patut pula dimulai sejak dalam kandungan dan selama asuhannya.

Syair dan Pantun Nandung itu tidak ada yang baku karangannya, baik judul, isi maupun panjang pendeknya, ia bergantung kepada kemahiran si ibu dalam bernandung sampai si bayi tertidur pulas. Nandung itu ada berisikan kalimah zikir, sholawat kepada Nabi Muhammad Saw,  nasehat atau petuah dan doa untuk anak tersebut.

Adapun contoh Nandung berdasarkan kaedah diatas sebagai berikut :


DUDULAH DI DUDU ... DUDU...LAH SAYANG
DUDULAH DIDUDU NAK.. DALAM BUAIAN
MENANGGUNG RINDU ORANG SEBERANG
RINDU BERTEMU DALAM PANGKUAN

BURUNG TEKUKUR DI DAHAN MANGGIS
DAHAN MANGGIS HAI SAYANG BERCABANG DUA
TIDURLAH TIDUR JANGAN MENANGIS
KALAU MENANGIS HAI SAYANG BERLINANG SI AIR MATA

LAA ILAHAILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH

DENGAN ASMA ALLAH PENGASIH PENYAYANG
PANJANGKAN UMUR YA ALLAH UNTUK IBADAH
TUMBUHLAH DIJIWA SIFAT KASIH SAYANG
MUDAHKAN REZKI YA ALLAH IMAN DAN TAQWA

WAHAI ANANDA DENGARLAH PETUAH
BILA BERGAUL HAI SAYANG JANGAN MENYALAH
PANDAI BERKATA LEMBUTKAN LIDAH
BILA BERJALAN HAI SAYANG MANTAPKAN LANGKAH

(ZIKIR)

WAHAI ANANDA SI BUAH HATI
HIDUPLAH ENGKAU NAK BERKASIH SAYANG
JANGAN SUKA MEMBENCI DAN MENYAKITI
SIFAT  BURUK HAI SAYANG HENDAKLAH DIBUANG

HAWAI ANANDA KUATKAN IMAN
TUNTUNAN IBADAH HAI SAYANG ENGKAU AMALKAN
SIANG MALAM BUNDA DOAKAN
SEMOGA HIDUP HAI SAYANG DALAM KESELAMATAN

(ZIKIR)

WAHAI ANANDA PERMATA BUNDA
SHOLAT FARDU HAI SAYANG JANGANLAH LUPA
ITULAH SYAFAAT SEBAGAI PEMBELA
SEMOGA SELAMAT HAI SAYANG DARI SIKSA NERAKA

WAHAI ANANDA HARAPAN BUNDA
MENJADI LAH HAI SAYANG INSAN BERGUNA
PEMBELA AGAMA NEGERI DAN BANGSA
SEMOGA ENGKAU HAI SAYANG MENJADI AHLI SYURGA

TERBANG MELAYANG SIBURUNG DARA
HINGGAP DI DAHAN HAI SAYANG SI KAYU MERANTI
TIDURLAH SAYANG PEJAMKAN MATA
ESOK HARI HAI SAYANG BERMAIN KEMBALI

LAA ILAHAILLALLAH, MUHAMMADAR RASULULLAH
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, NABI MUHAMMAD PESURUH ALLAH



( Penyusun Nandung : Syarifah Halimah )