BUSANA ADAT PERKAWINAN MELAYU INDRAGIRI DAN FILOSOFI
YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA
Oleh : Hj. M U R N I , AMa
PENGANTAR
Orang melayu mengatakan, kalau menjemput ada
maksudnya, kalau mengantar ada niatnya, seperti kata pantun :
Sudah
lame bertanam terong
Daunya rindang lambai melambai
Sudah lama niat terkandong
Kini baru hajat kite sampai
Niat dan maksud itu adalah bahwa kita telah dijemput
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Riau untuk mengikuti Workshop
Tata Cara Adat Busana Melayu Riau tahun 2012 ini. Karena itu kami mengucapkan
terimakasih yang tulus dan kita berharap apa yang akan kita bicarakan dalam
workshop ini dapat menjadi sumber
informasi yang berharga bagi kita dalam upaya mengembangkan dan melestarikan
budaya Melayu Riau.
Kita yang datang dari berbagai daerah/ kabupaten, menyambut
baik atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Propinsi Riau, sebagai upaya bersama untuk melestarikan adat dan tradisi
masyarakat melayu, termasuk dalam hal busana melayu yang menjadi bagian dari
budaya masyarakat melayu itu sendiri.
Adapun tema materi yang kami sampaikan adalah “ BUSANA
PERKAWINAN MELAYU INDRAGIRI DAN FILOSOFI YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA.” Di dalam
pemaparan ini kami akan lebih memfokuskan pada Tata Busana Adat Perkawinan
Masyarakat Melayu Indragiri dalam kawasan Rengat dan sekitarnya, mengingat
budaya ini masih ada dilaksanakan sampai sekarang, disamping kawasan Rengat itu
merupakan pusat pemerintahan kerajaan dahulunya.
MATERI PEMBAHASAN
Kata “ busana “ berasal dari bahasa sansekerta “bhusana”. Dalam bahasa Indonesia terjadi
pergeseran arti “busana” menjadi “padanan pakaian”. Namun demikian pengertian
busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana adalah segala sesuatu
yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Busana ini
mencakup busana pokok, pelengkap (aksesoris) dan tata rias. Sedangkan pakaian
adalah bagian dari busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian
merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh.
Apabila kita menyebut perkawinan, maka kita berbicara
keseluruhan yang berkaitan dengan adat dan tradisi, mulai dari tata laksana
upacara adat, tata rias pengantin dan busana, sampai pada penataan peralatannya.
Adat dan tradisi yang berkaitan dengan “busana pengantin
melayu Indragiri” dimaksud adalah dimulai dari persiapan perkawinan yaitu pada sore
hari selesai acara Mengukus sampai dengan hari Berkunjung setelah selesai
perhelatan perkawinan.
Penjelasan kegiatan tradisi dalam hubungannya dengan
Busana dan filosofinya dapat dikelompokkan dalam pembahasan sebagai berikut :
A.
ADAT DAN TRADISI YANG BERKAITAN DENGAN TATA BUSANA DAN
HIASAN
1.
Mengukus.
Hari mengukus adalah hari dimana kaum keluarga
memasak pulut, merebus telur merah untuk membuat tabak besar dan kecil.
Calon pengantin perempuan berpakaian kebaya
harian, panjang ataupun pendek, dengan memakai kain sutera tenunan Indragiri.
Pada sore hari mengukus itu, calon pengantin
perempuan “Bertangas”, yaitu mandi uap dengan asap air rebusan wangi-wangian
seperti daun pandan, daun serai wangi, bunga-bunga, setanggi, agar calon
pengantin perempuan wangi dan harum. Caranya adalah menutup badan calon
pengantin dengan gulungan tikar.
2.
Berandam
Berandam adalah mencukur bulu rome bagian
wajah dan tengkuk pengantin perempuan dan pengantin laki-laki agar wajah
terlihat bersih. Berandam dilaksanakan di rumah masing-masing pengantin.
Maksud berandam adalah memelihara dan
membentuk kecantikan lahir batin bagi calon pengantin perempuan dan pengantin
laki-laki.
Makna yang terkandung adalah membersihkan dari
daki dunia dan daki akhirat, yang hakekatnya membersihkan daki hati. Disamping
itu sebagi simbol dalam rangka persiapan diri calon pengantin menjadi perempuan dan laki-laki yang sempurna lahir batin untuk menjadi ibu rumah tangga dan pemimpin
keluarga yang sejati.
Alat perlengkapan berandam disiapkan oleh Mak
Andam dan pembantunya, terdiri dari :
a.
Bahan-bahan Tepung Tawar;
1)
Beras
2)
Beras putih yang sudah ditumbuk menjadi tepung,
kemudian dicampur dengan sedikit air
3)
Daun perenjis/penepuknya, yaitu daun sitawar, daun
sidingin dan daun tanduk rusa.
4)
Satu buah mangkuk untuk tempat air tepung tawar.
5)
Semangkuk kecil beras kunyit.
6)
Bunga rampai, yaitu campuran bunga-bunga dan irisan
daun pandan untuk pewangi.
b.
Seperangkat alat berandam:
1) Kain putih sekabung (2 yard), disebut kain andam yang
bermakna kesucian dan kebahagiaan.
2) Sepiring pulut putih dengan makna yang dipersatukan
oleh satu ikatan sebati dalam rumah tangga.
3)
Sepiring pulut kuning bermakna kesuburan dan kesehatan
jasmani dan rohani.
4)
Sebutir telur ayam rebus, bermakna halus wajah dan
budi pekerti.
5)
Benang putih satu gulung kecil bermakna tali kasih
yang berkekalan.
6) Tebu bermakna kehidupan makin lama makin meningkat dan
jangan habis manis sepah dibuang.
7)
Kelapa bermakna nikmatnya hidup berumah tangga kekal
selama-lamanya.
8) Sirih bermakna
keikhlasan hati, menaikkan seri cahaya ke wajah serta membangkitkan semangat.
9)
Temu Lawak bermakna beningnya wajah dan rendah hati.
10) Gula merah bermakna
bermanis-manis dan dikasihi orang ramai.
11) Telur ayam mentah
bermakna benih siap untuk dibenihi.
12) Air putih satu mangkok
bermakna kesejukan, pembersih diri lahir batin.
13) Gunting dan perapian
bermakna pensucian, membuang dan membakar hal-hal yang jahat. Perapian adalah
tempat bara untuk membakar setanggi.
14) Lilin Lebah bermakna
sedang mekar.
15) Pisau cukur lipat
bermakna membuang segala yang kotor, memotong segala yang menghalangi dan
memutus segala yang kusut.
16) Poho untuk meletakkan
segala alat berandam.
Berandam dilaksanakan oleh Mak Andam pada pagi
hari ketika matahari mulai naik. Hal ini
dimaksudkan agar seri calon pengantin
perempuan naik dan tuanya akan memancar, lahiriyahnya bersih berseri-seri dan
batiniyahnya suci terpuji, seperti dalam ungkapan :
Cahaya sampai kemuka
Seri sampai kehati
Tuah sampai ke negeri
c.
Busana Waktu Berandam :
Bagi calon pengantin perempuan
:
a.
memakai kain tenunan sutera (setoqhe) , ikat
kain biasa lipat depan
b.
Baju kebaya panjang atau pendek
c.
rambut disanggul pakai ulang-ulang
d.
dan memakai selendang kelingkan ( sulaman dari
benang kelingkan)
Bagi calon pengantin laki-laki
:
a.
memakai kain tenunan sutera (setoqhe) , ikat
kain biasa lipat depan
b.
Baju kurung melayu
c.
Kopiah hitam
Acara berandam dilaksanakan dengan urutan
sebagai berikut:
a.
Menyelimutkan kain putih kebadan calon pengantin.
b.
Melilitkan benang putih sebanyak 7 kali lilitan ke
calon pengantin.
c. Menurunkan anak rambut pada dahi calon pengantin dan
di tengah-tengah anak rambut diambil panjang dan dipotong 3 kali dengan
tiap-tiap potong dibacakan shalawat Nabi.
d.
Merenjiskan tepung tawar pada calon pengantin.
e.
Menggolek-golekkan telur rebus kemuka calon pengantin.
f.
Memberi makan sirih (sekapur sirih)
g.
Berandam dimulai dengan diiringi pukulan Gebane
Menawar Sirih dengan ungkapan :
Sirih secarang kuning
Pinang setangkai muda
Si Anu... memakai siambang kuning
Seri naik kemuka
Bukan tengguli yang manis
Seri yang manis
Bukan seri yang manis
Si Anu yang manis
Pandang anak manusia
Berkat kalimah laa ilaa haillallah.
Berandam mulai dengan menawar pisau lipat,
dengan ungkapan :
Tawar Batang sitawar
Tige batang kelam mace
Diujung tawar dipangkal tawar
Aku menawar sekalian bise
Masuk sekalian tawar
Keluar sekalian bise
Bise datang diujung rongga
Bise keluar di jemali
Kabul mustajab ajaran doa guru,
Serta tajam doa aku
Berkat kalimah Laa ilaa haillallah
Muhammadur rasuulullah.
Maknanya yang terkandung adalah ;
Percantik pengantin perempuan,
Membersihkan wajah dan diri serta hati
Pelicinkan muka untuk menghadap hidup baru
Agar pisau yang digunakan tidak berbise jika
luka,
Bise menawarkan sekalian bise.
Tawar Pemanis :
Gale pisang gale
Pisang manis didade dulang
Muhammad togak serta Allah,
Si Anu ... yang manis dipandang orang
Cahaye Allah naik ke muke
Cahaye Muhammad turun ke tubuhnya
Berkat kalimah Laa ilaa haillallah
Selesai berandam, Mak andam memberi makan kepada calon
pengantin barang-barang yang sudah disediakan diatas poho seperti : pulut,
telor, gula merah, kelapa dan tebu. Setelah memberi makan Mak andam berdoa :
Semoga Allah Swt melimpahkan karunia dan
rahmatnya bagi yang berandam serta dijauhi dari bencana serta beroleh keharuman
nama di dunia dan akhirat, amiin yaa robbal ‘aalamin.
3.
Mengantar tabak
Utusan dari keluarga calon pengantin perempuan
mengantar tabak ke rumah calon pengantin laki-laki pada sore hari setelah
berandam.
Calon pengantin laki-laki duduk di atas tilam
dengan berpakaian baju kurung melayu dengan kain sutera setengah tiang, memakai
kopiah.
Maknanya adalah pemberitahuan bahwa malam nanti akan diadakan
acara khatam quran dan memohon kepada calon pengantin laki-laki datang lebih
awal.
Selanjutnya mengantarkan tabak beserta
bingkisan ke rumah guru mengaji. Maksudnya untuk mengucapkan terimaksih kepada
guru yang telah membimbing / mengajar membaca Al Quran dengan baik.
4.
Bertomat ( khatam quran)
Khatam Quran dilaksanakan pada malam akad
nikah, setelah calon pengantin laki-laki tiba di rumah calon pengantin
perempuan.
Khatam Quran yang dilakukan oleh calon
pengantin perempuan didampingi oleh guru yang mengajarinya mengaji dan dua
orang sahabatnya yang sebaya. Mereka berpakaian kebaya lengan panjang, kain
sutera, marhamah, selendang kelingkan untuk tudung kepala. Mereka duduk di atas
tilam didepan tabak dengan latar belakang pelaminan.
Acara khatam Qur’an
dihadiri dan disaksikan oleh calon pengantin laki-laki yang duduk di ruang
tengah dengan berpakaian baju Melayu ( teluk belanga), kain sutera setengah
tiang, kopiah hitam dengan hiasan. Calon pengantin didampingi dua orang
laki-laki sebaya dengan berpakaian Baju melayu lengkap dan biasanya dengan
motif yang sama.
Pelaksanaan khatam Quran terdiri dari :
a. Calon pengantin perempuan membaca surat-surat pendek
yang dimulai dari surat Dhuha sampai dengan surat Al Fatihah.
b. Membaca surat Al Baqarah, dimulai ayat pertama ( alif
lam mim sampai dengan ayat 5, kemudian dilanjutkan membaca ayat Kursi dan surat
Al Baqarah ayat 163 sampai dengan 255.
c.
Dilanjutkan dengan pukulan gebane 1 pasal.
d.
Membaca doa pendek
e.
Membaca Hadits Nabi
f.
Membaca Rahmatullah
g.
Membaca Syahdan
h.
Diakhiri membaca doa panjanfg sebagai penutup.
Berkhatam Quran bermakna sudah menamatkan
pelajaran membaca (mengaji) kitab suci Al Quran. Ada juga melakukan khatam quran ini secara
khusus dan ada pula acara yang dikaitkan dengan upacara lainnya, seperti Sunat
Rasul dan sebagainya. Semuanya menunjukkan bahwa yang berkhatam quran itu sudah
menamatkan Al Quran atau mengaji dan siap mengarungi kehidupan di dunia ini
untuk mencari bekal ke alam kekal.
Upacara berkhatam Quran yang dilaksanakan
dalam rangkaian upacara perkawinan bermakna bahwa pengantin perempuan yang akan
hidup berumah tangga itu sudah dilengkapi pula dengan pengetahuan keagamaan,
sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik.
Makna lainnya menunjukkan bahwa keluarga perempuan adalah keluarga yang kokoh dalam
melaksanakan ajaran agama, dan orang tuanya sudah berusaha memberikan
pengetahuan agama kepada anaknya itu, sesuai dengan ungkapan adat yang
mengatakan “ Kalau duduk suruh mengaji, kalau tegak suruh bertanya”,
Hal ini ditegaskan lagi dalam Pantun Nasehat:
Dari kecil cincilak padi
Sudah besar cincilak padang
Dari kecil duduk mengaji
Sudah besar tegak sembahyang.
Di akhir acara Khatam Quran, calon pengantin
perempuan menyerahkan Tabak kepada Guru Ngaji sebagai ungkapan terimakasih
telah membimbing dalam pemahaman dalam membaca ayat-ayat suci Al Quran.
Setelah selesai rangkaian acara Khatam Quran
maka calon pengantin perempuan didampingi Guru Mengaji dan Mak Andam masuk ke
bilik pengantin ( kamar pengantin) untuk istirahat dan mendengarkan ijab kabul.
5.
Akad nikah/
Ijab kabul
Akad nikah merupakan acara sakral atau acara
inti dari tradisi adat perkawinan. Pelaksanaan akad nikah dipimpin oleh Khadi
(KUA atau Petugas Pencatat nikah), sedangkan yang mengakadkan atau
mengijabkabulkan pernikahan itu dilakukan langsung oleh orang tua calon pengantin
perempuan sendiri.
Pakaian calon pengantin laki-laki sama saat
mengikuti /menyaksikan acara khatam quran, namun kain sutera patut ditukar
dengan kain lain dan jika ada perhiasan
emas pada kopiah patut dilepaskan.
Jalannya upacara :
Khadi bersama orang tua ( Bapak calon
Pengantin perempuan) terlebih dahulu menanyakan kepada calon pengantin
perempuan, apakah ia setuju dinikahkan dengan calon pengantin laki-laki
tersebut.
Menanyakan hal ini dilakukan didalam bilik
calon pengantin perempuan. Setelah calon pengantin perempuan setuju, maka ijab
Kabul dilanjutkan, dengan acara sbb:
a.
Pembacaan ayat suci Al Quran.
b.
Pembacaan Khutbah Nikah.
c.
Pelaksanaan Ijab Kabul
d.
Pembacaan sighat Ta’lik, yaitu perjanjian akad oleh pengantin laki-laki.
e.
Penyerahan mahar oleh pengantin laki-laki kepada
pengantin perempuan.
f.
Pengantin Laki-laki dan perempuan menyembah
(menyalami) kedua orang tua pengantin perempuan dan orang-orang tua yang patut
dalam keluarga.
g.
Pengantin laki-laki dituntun oleh Mak Andam masuk ke
bilik pengantin perempuan untuk istirahat dan bersiap-siap untuk mengikuti
acara Cecah Inai.
6.
Cecah Inai
Setelah ijab Kabul, kedua pengantin
disandingkan dengan berpakaian sebagaimana pakaian sewaktu berkhatam dan ijab
Kabul atau dapat ditukar dengan pakaian melayu motif lain yang sudah disiapkan
untuk pelaksanaan acara Cecah Inai.
Cecah inai adalah mencecahkan inai di telapak
tangan kedua pengantin yang dilakukan dan diawali oleh orang yang patut-patut
seperti penguasa adat, pemuka masyarakat, dan diteruskan oleh keluarga tedekat, serta kaum kerabatnya,
dalam jumlah ganjil. Pada hakekatnya cecah inai tersebut adalah memberikan doa
restu kepada kedua pengantin untuk kebahagiaan rumah tangga mereka.
Cara memberikan cecah inai :
a.
Merenjiskan tepung tawar
b.
Mencecahkan inai ketelapak tangan kedua pengantin.
c.
Menaburkan beras kunyit.
Makna yang terkandung di dalamnya adalah:
a.
Tepung tawar bermakna semoga rumah tangganya sejuk,
rukun dan damai.
b.
Inai bermakna
perekat kasih sayang, kasih sayang yang berkekalan.
c.
Beras kunyit bermakna semoga rezekinya meningkat.
Setelah upacara cecah inai selesai, maka selesailah acara akad
nikah ini, selanjutnya dihidangkan jamuan makanan. Selesai makan minum,
pengantin laki-laki bersama rombongan kembali ke rumahnya dan dibekali
semangkok kecil inai untuk pengantin
laki-laki berinai besar di rumahnya.
7.
Berinai besar
Menurut tradisi, berinai besar dilakukan di
rumah masing-masing pengantin pada malam yang sama.
Maksud memakai inai ;
Maksudnya menolak bala
Menjemput Seri ke langit
Membawa cahaya ke bumi
Menutup alam lama
Membuka alam baru, dan
Membuka alam rumah tangga.
Berinai besar di rumah pengantin perempuan
dilaksanakan setelah acara cecah inai selesai, dan pengantin laki-laki serta
rombongan pulang ke rumahnya.
Berinai besar dilakukan oleh Mak Andam didalam
bilik /kamar pengantin. Dalam pelaksanaan berinai, pengantin berbaring di
tempat yang disediakan, dan disaksikan oleh orang tua (Ibu) serta keluarga dan
sahabat-sahabat yang terdekat.
Bagian tubuh yang diberi inai adalah:
a.
Kedua telapak tangan ,
b.
Kedua telapak kaki,
c.
Jari-jari tangan dan jari-jari kaki.
d. Kuku jari-jari tangan dan kuku jari-jari kaki ditutup
dengan lilin madu agar ada perbedaannya, yaitu kuku tetap putih dan telapak
tangan dan kaki merah kena inai.
Bahan-bahan Inai besar adalah :
a.
Nasi untuk perekat,
b.
Asam kandis,
c.
Teh
d. Jeruk nipis.
Makna yang terkandung dalam berinai besar :
Memakai inai ditangan;
Merahnya merah
pemanis,
Merah penolak hantu setan,
Merah tanda dalam anyir,
Tidak dapat digamang-gamang, dan
Tidak boleh kaki berjalan jauh,
Sebab
Tanda diri dalam ikatan,
Tanda kasih hendak ditanam,
Tanda seri naik ke muka,
Seri pelangi elok manis.
Inai dikuku inai pemanis,
Inai telapak tangan penjaga diri
Inai ditelapak kaki;
Inai tanda akan jauh berjalan
Jauhnya masih dapat dipanggil
Jauhnya sejengkal tingkat pelamin
Serta
Bala
Untuk
Pendinding dinding diri
Tak jauh karena gamang
Tak tergelicik karena lincin
Tak tercoreng dibatang tumbang
Inai keliling telapak tangan dan tapak kaki
Inai pemalut malut diri
Tanda diri putih suci
Tanda bunga belumlah layu
Inai pada jari kaki
Inai pembangkit seri dibumi
Seri menambal keseluruh badan
Membawa tuah dan untung
Untuk duduk berumah tangga
Menginai ibu jari, tidak egois
Menginai jari telunjuk, tanda suka
Menginai jari tengah, tidak penakut
Menginai jari manis, suka yang baik-baik saja
Menginai jari kelingking, kuat sosialnya
8.
Hari langsung / Hari berarak
a.
Pada hari langsung di rumah pengantin perempuan
diadakan acara Barzanji, yaitu Hadral Maulud Nabi Muhammad SAW dari pagi sampai
dengan menjelang zuhur.
b.
Setelah sholat zuhur, kedua pengantin berdandan
berpakaian pengantin:
1) Pengantin perempuan berpakaian kebaya melayu tenunan
sutera, yaitu tenunan asli Indragiri dengan motif Tolak Berantai dan Pucuk
Rebung.
2) Cara memakai kainnya dikerut sisi kanan dan kirinya, baik pengantin
perempuan maupun pengantin laki-laki
3) Cara memakai kain pada acara khatam Al Quran dan Cecah
Inai, bagi pengantin perempuan adalah dengan cara dikerutkan sisi kiri dan
kanan kain dengan puncenya di depan dan bagi pengantin laki-laki memakai
setengah tiang, dilipat di depan dengan puncenya di belakang.
4) Perempuan memakai sanggul melintang yang dibuat dari
pelepah pisang, memakai ulang-ulang (daun pandan dan bunga-bunga) dengan diberi
sunting yang terbuat dari Gim
c.
Sementara
pengantin perempuan berdandan, rombongan penjemput berangkat menuju ke
rumah pengantin laki-laki. Rombongan penjemput terdiri dari beberapa orang tua
laki-laki, perempuan serta anak-anak remaja untuk membawa:
Tepak sirih :
1 buah
Sirih besar :
1 buah
Lilin susun :
6 buah
Bungkusan :
1 buah
Payung :
1 buah
d.
Rombongan penjemput tiba dirumah pengantin laki-laki
dan dijamu dengan makanan dan minuman. Setelah selesai pengantin laki-laki
berdandan dan bersiap untuk berangkat kerumah pengantin perempuan, pengantin
laki-laki melakukan salam sembah kepada kedua orang tuanya memohon doa restu.
Rombongan yang akan berarak diiringi dengan pukulan gebane.
Susunan iring-iringan sbb:
1)
Barisan pertama : Miniatur Kapal yang sudah dihias.
Bagi keturunan Bangsawan/ Raja menggunakan simbol
Burung Cenderawasi.
2)
Barisan kedua :
Sirih Besar
3)
Barisan ketiga :
Lilin madu, dua baris
4)
Baris keempat : Pengantindan gading-gading membawa payung dan
kopor pakaian.
5)
Baris kelima : Rombongan pemukul Gebane dan keluarga serta
kaum
kerabat
e. Di halaman rumah pengantin perempuan,pengantin
laki-laki disambut dengan pencak silat, sementara pengantian perempuan telah
duduk lebih dahulu di pelaminan
f. Setelah pencak silat selesai, pengantin laki-laki
dipersilahkan masuk dengan diiringi shalawat Nabi dan ditaburi beras kunyit.
Pengantin laki-laki menuju ke pelaminan melalui hamparan kain panjang untuk
titian hingga sampai ke pelaminan dan duduk bersanding dengan pengantin
perempuan.
g. Pembacaan Surat Kapal yang berisi selayang pandang
kisah pertemuan jodoh kedua pengantin, pengenalan kerabat keluarganya, nasehat,
harapan dan doa.
Menurut tradisi pernikahan
anak keturunan Bangsawan / Kerajaan,
yang dibacakan adalah Surat Cenderawasi.
h. Mak Andam memasang lilin-lilin tabak, dan memandu
acara makan suap-suapan pengantin dengan diiringi Gebane.
i.
Setelah makan suap-suapan, para tamu undangan
dipersilahkan makan bersama.
j.
Acara hari langsung selesai
9.
Makan nasi hadap-hadapan
Acara makan nasi hadap-hadapan
adalah salah satu rangkaian upacara pernikahan menurut adat melayu Indragiri
yang dilaksanakan pada saat makan malam, setelah selesai hari langsung pesta
pernikahan. Orang tua pengantin laki-laki diminta hadir ke rumah pengantin
perempuan untuk makan nasi hadap-hadapan.
Pada hakekatnya acara makan
nasi hadap-hadapan adalah merupakan suatu pertemuan selaturahim antara kedua
orang tua dan ahli waris kedua pengantin, karena menurut adat pada hari langsung pernikahan
tersebut kedua orang tua pengantin laki-laki tidak hadir mengikuti rombongan
dan menyaksikan putranya bersanding dengan pengantin perempuan. Begitu juga
pada acara sebelumnya ketika pengantin laki-laki pergi kerumah pengantin
perempuan mengadakan acara bertomat/ khatam Quran dan ijab Kabul, kedua orang
tua pengantin tidak hadir.
Urutan acara :
a.
Kedua pengantin disandingkan di pentas pelaminan
diiringi dengan pukulan Gebane.
b.
Setelah selesai pukulan Gebane atas izin orang tua
pengantin laki-laki bersama pengantin perempuan masuk kamar berganti pakaian
untuk mengikuti acara makan nasi hadap-hadapan, dan pengantin perempuan tetap di dalam kamar,
diatas tempat tidur.
c. Hidangan lauk pauk serta kue yang sudah ditata atau
dihias dengan baik dan indah sehingga menambah selera untuk menyantapnya.
Makanan diletakkan diatas poho, yaitu talam berkaki yang terbuat dari kuningan.
d. Pengantin laki-laki duduk sehidangan bersama bapaknya
dan mertuanya. Sedangkan ibu dan ibu mertuanya dihidangkan lain.
e.
Anggota keluarga yang ikut makan nasi hadap-hadapan
adalah:
1)
Pengantin laki-laki
2)
Kedua orang tua pengantin laki-laki
3)
Kedua orang tua pengantin perempuan
4)
Keluarga terdekat, dan
5)
Orang-orang yang dianggap patut
f. Makan didahului oleh pengantin laki-laki, yang piring
makannya diatas Semborit, diikuti oleh kedua orang tua pengantin kedua belah
pihak dan yang lainnya.
g.
Selesai makan bersama, acara ditutup dengan pembacaan
doa selamat.
h. Poho serta isinya lauk pauk, dan penganan diangkat kedalam
kamar untuk disantap oleh pengantin perempuan.
i. Setelah selesai semuanya makan, pengantin laki-laki
masuk ke bilik/kamar dituntun oleh Mak Andam pertanda acara selesai.
10. Mandi di ghambat dan main
suruk-surukan
Setelah selesai acara makan
nasi hadap-hadapan, diadakan upacara mandi. Kedua pengantin mandi ditempat yang
telah disediakan dan kedua pengantin saling bersiram-siraman. Dalam acara ini
menunjukkan agar keduanya bisa lebih saling mengenal, yang pada dahulunya
jarang bertemu.
Acara mandi ini ditunggu oleh Mak Andam.
Setelah selesai mandi pengantin berganti pakaian. Pengantin perempuan
diselimuti dengan kain Goboh oleh Mak Andan dan dituntun masuk ke bilik untuk
berpakaian kebaya harian. Setelah keduanya selesai maka pengantin perempuan
disurukkan diantara ibu-ibu dan nenek-nenek dengan berselubung kain pelekat
yang dikucut diatas kepalanya. Sementara pengantin laki-laki tidak boleh
melihat dimana isterinya berada, dan masih didalam kamar.
Pengantin laki-laki diminta
mencari-cari yang mana isterinya diantara kumpulan itu. Apabila terpegang yang
bukan isterinya, maka ia harus mencari sampai bertemu. Apabila sudah bertemu,
maka pengantin laki-laki langsung menggendong dan dibawa masuk kamar pengantin
dan keduanya istirahat dan tidur.
Pagi-pagi setelah sholat
subuh, pengantin laki-laki pulang kerumah orang tuanya dengan maksud untuk
melihat orang tuanya yang sebelumnya tidak pernah berpisah. Setelah lebih
kurang tiga jam dirumah orang tuanya, pengantin laki-laki pulang kembali ke
rumah isterinya.
11. Mengantar nasi
Pada ke esokan harinya
pihak orang tua pengantin laki-laki mengantar sehidangan nasi lengkap dengan
lauk pauknya ke rumah pengantin perempuan untuk kedua pengantin. Antaran nasi
ini berlangung selama 3 hari berturut-turut yang biasanya pada sore hari.
Adapun makna yang
terkandung di dalamnya adalah bahwa selama
tiga hari tersebut pengantin laki-laki itu hanya berdiam di rumah, belum
keluar rumah mencari untuk mencari penghidupan/rezki. Disamping itu masih ada
rasa malu, sungkan untuk mencari makanan di rumah mertua selama dalam kurun
waktu tersebut.
Oleh sebab itu pihak orang
tua pengantin laki-laki mengambil perhatian untuk anaknya tersebut dan masih
merasa bertanggung jawab atas keadaan rumah tangga anaknya yang baru menempuh hidup
baru.
12.
Menyembah
Dalam acara menyembah
dilaksanakan dua hari setelah hari langsung/pesta. Malam menyembah adalah
pengantin laki-laki membawa pengantin perempuan ke rumah orang tua pengantin
laki-laki.
Pasangan pengantin memakai
baju tenunan sutera, kain betabuh, tolak rantai. Dipinggangnya dililitkan
selendang sutera dengan bersilang didada dan disisipkan dibelakang.
Setelah sampai di rumah
pengantin laki-laki, pengantin perempuan disambut oleh pihak (Mak Andam)
pengantin laki-laki. Selendang sutera tersebut dibuka / diambil, kemudian duduk
ditempat sanding dan ditabuhkan gebane.
Setelah bersanding, kedua
pengantin diantarkan ke bilik/kamar untuk berganti pakaian Teluk Belange
lengkap atau baju kurung melayu lengkap, sedangkan pengantin perempuan
berpakaian kebaya dan memakai tudung
kepala kelingkan.
Sementara pengantin
bertukar pakaian, tuan rumah menyuruh membuka pulut tabak tingkat bawah untuk
dijadikan kue jamuan malam menyembah. Sedangkan tabak tingkat atas untuk para
Pemuka Adat dan Kepala Desa. Ini dinamakan Meroboh
Tabak dan para jemputan disuguhkan makanan.
Setelah pengantin selesai
berpakaian, keduanya didudukkan diatas tilam yang beralaskan kain sutera yang
disebut kain Goboh dan dilanjutkan dengan bacaan doa.
Pelaksanaan menyembah
dimulai dari kedua pengantin datang memberi salam sembah kepada kedua orang tua
laki-laki, datuk nenek, paman-paman, saudara dari pengantin laki-laki, dengan
duduk bersusun.
Setelah kedua pengantin duduk kembali diatas
tilam, maka para keluarga dekat lainnya datang memberikan salam dan doa
restu. serta bingkisan kepada kedua
pengantin berupa uang dalam amplop. Pemberian bingkisan tersebut dimaksudkan
untuk membantu pengantin laki-laki yang selama tujuh hari tidak diperbolehkan
bekerja, maka uang dan bingkisan itulah yang dinamakan rezeki pertama dalam
berumah tangga.
Setelah acara menyembah
selesai, kedua pengantin dan rombongan pulang ke rumah pengantin perempuan.
Segala bingkisan dan uang yang diperoleh dibawa pulang, lalu dihitung bersama-sama dan diserahkan kepada pengantin perempuan
untuk dapat dipergunakan.
13.
Berkunjung/ bermalam di rumah suami
Setelah dilaksanakan malam
menyembah, maka pada ke esokan harinya kedua pengantin pergi tidur ke rumah
orang tua suami selama dua hari dua malam. Kedua pengantin didampingi seorang
perempuan dari pihak isteri dalam melakukan kunjungan tersebut.
Penjemputan dari pihak
pengantin laki-laki dilakukan setelah sholat zhuhur. Orang yang menjemput
adalah paman atau orang yang dituakan dari pihak laki-laki.
Kedua pengantin berpakaian
melayu/baju kurung melayu, sedangkan pengantin perempuan berpakaian kebaya,
kain tenunan sutera, tudung kepala kelingkan dan selendang sutera, yang
dipersiapkan oleh pihak pengantin perempuan.
Keluarga pengantin
perempuan mempersiapkan perbekalan berupa nasi dan lauk pauk. Hal ini dinamakan
Membawa Bekal.
Rombongan para penjemput
membawa keduanya dan minta izin kepada orang tua pengantin perempuan dan
terlebih dahulu kedua pengantin menyembahnya dan semua keluarga yang hadir.
Setelah selesai menginap di
rumah orangtua laki-laki, kedua pengantin pulang kerumah orang tua isterinya.
Keesokan harinya kedua pengantin melakukan kunjungan ke rumah-rumah keluarga
pihak pengantin perempuan.
Pada acara berkunjung ini,
selain mendapat doa restu, kepada pengantin diberikan juga bingkisan oleh
keluarga yang dikunjungi.
Beberapa makna yang
terkandung dalam berkunjung sbb:
a.
Pengenalan dari kedua pengantin kepada ahli warisnya.
b.
Sebagai pengakuan bahwa pengantin laki-laki secara
ikhlas dapat diterima oleh keluarga pengantin perempuan. Demikian sebaliknya,
pengantin perempuan dapat diterima oleh pihak pengantin laki-laki dengan segala
kekurangannya dan kelemahannya.
B.
BUSANA PERKAWINAN DAN HIASAN
Apabila kita menyebut pengantin Indragiri,
maka berarti kita berbicara keseluruhan yang berkaitan dengan keindahan hiasan,
mulai dari tata rias pengantin sampai
pada pakaian dan aksesorisnya yang khas. Begitu pula penataan tempat dan
peralatan adat yang ada di ruangan rumah sampai ke dalam bilik/kamar, sehingga
pengantin dapat disebut Raja Sehari.
1.
Tata rias dan busana
Tata rias meliputi :
a.
Pakaian pengantin dari kain sutera tenunan Rengat,
Indragiri ada yang disebut kain Betabo, kain Pucuk Rebung, kain Tolak Berantai,
kain Temangon, dll, dengan warna dominan merah hati.
b.
Pengantin sudah melalui acara-acara sebelumnya,
misalnya di andam untuk membuat wajahnya cantik, memakai celak mata, pemerah
bibir dengan memakai sirih.
c.
Pakaian pengantin laki-laki :
Baju Kurung Teluk Belange sutera, Memakai seluar (celana panjang sutera) yang
pinggangnya disambung dan bertali, memakai kain sutera setengah tiang, sebilah
keris melayu terselip di depannya, memasang Combol Bulat dari perak dipasangkan
di pinggang samping kanan, hiasan di kepala memakai Loco/Desto (dester) dan
diatas telinganya di pasang Jurai/Gonjai. Bahan warna dan motifnya sama dengan
pakaian pengantin perempuan.
Loko terbuat dari rotan atau sekarang dapat
dibuat dari kain yang dijahit, diberi kapas dan dibentuk seperti Mahkota, yang
melambangkan sholat lima waktu. Selembar daun emas/perak dan gonjai berjurai
sebanyak 7 jurai, yang melambangkan 7 lapis bumi dan 7 lapis langit. Bunga 2
tangkai melambangkan Allah SWT dan Muhammad Saw.
Perlengkapan lainnya adalah :
-
Duko ; hiasan leher 3 sekawan.
-
Rantai ringgit/paon
-
Kalung/ rantai asmara
-
Sunting kecil kiri dan kanan
-
Keris
-
Bunga genggam yang dibalut dengan saputangan sutera.
-
Kasut atau sandal tertutup bagian depan.
Kain model ikat Joho, dipasang setengah tiang
( diatas lutut dan dikedut kiri dan kanan dan puncanya atau kepala kainnya
dipasang dibelakang. Bagian pinggang diikat dengan kain, yang disebut bengkung
selebar 3 jari, ditutup dengan Pending (tali pinggang dari emas atau perak).
Telapak tangan, telapak kaki, jari tangan dan
jari kaki sudah dimerah Inai, dan sebelah tangannya (kanan) menggenggam bunga
berbalut sapu tangan sutera, yang
disebut Sirih Genggam.
d.
Pakaian pengantin perempuan :
Pengantin perempuan sebelum berhias atau
berbusana pengantin, terlebih dahulu dilakukan Bertangas ( mandi uap air
wewangian ) dan rambut memakai ulang-ulang.
Pakaian pengantin baju kebaya dari bahan dasar
kain sutera tenunan Rengat Indragiri dengan motif Tolak Berantai dan Bunga
Betabo ( bertaburan dengan benang emas), sedangkan kainnya diseragamkan, baik
dasar warna dan motifnya dengan baju kebaya tersebut.
Ikat kainnya adalah ikat kain Joho sampai
kebatas tumit kaki, bagian kiri kananya dikedutkan dan puncenya ( kepala
kainnya) di depan. Pada pinggang (
diatas baju kebaya) dipasang ikat pinggang (pending) dari emas atau perak.
Hiasan kepala memakai sanggul melintang yang
diberi kelopak pisang. Caranya adalah :
- Rambut disisir kebelakang (tanpa sasak) diikat erat-erat, tinggi
sampai di atas telinga.
- Memasang ulang-ulang pada ikatan rambut dibagi dua, diikat kearah
kanan dan kiri sampai menutup kelopak pisang dan sanggul dengan ujungnya
menjurai sampai kepundak.
- Memasang penekan anak rambut di dahi dan disusun kuntum
melati/bunga melur, memasang Kap rambut dan ditusukkan bunga sunting besar
ditengah sanggul, kemudian dikiri kanan diberi sunting bunga kecil.
- Memasang bunga sisip berjumlah ganjil, dipasang di kiri kanan
sunting besar sampai penuh dan dibentuk seindah mungkin.
- Memasang tampuk sanggul dan di kiri kanan dipasang sunting kecil
berjurai, sekaligus berfungsi sebagai anting anting.
- Memasang Duko bertingkat tiga atau lima, rantai ringgit (paon)
dan rantai asmara pada leher.
- Tangan dan kaki memakai gelang, cincin dijari, pending
dipinggang, kasut atau sandal.
e. Telapak tangan, telapak kaki, jari tangan dan jari
kaki sudah dimerah Inai, dan sebelah tangannya (kanan) menggenggam bunga
berbalut sapu tangan sutera, yang
disebut Sirih Genggam.
2.
Ruangan
Rumah dihiasi tabir keliling
berwarna merah, kuning, hijau. Pada posisi yang diinginkan dibuat pontas tempat
bersanding (pontas mini). Masa zaman
Raja-Raja dahulunya, pontas ini dibuat sebagai tempat tidurnya.
Jumlah anak tangga pontas dan hak
gunanya sbb:
a.
Sultan, pontasnya 7 anak tangga,
b.
Anak Sultan, 5 anak tangga dan apabila anak Sultan
ingin 7 anak tangga harus minta izin terlebih dahulu kepada Sultan,
c.
Raja, pontasnya 5 anak tangga,
d.
Encik, pontasnya 3 anak tangga,
e.
Orang-orang kebanyakan, pontasnya 2 anak tangga.
Didepan pontas dibuat potirane
untuk tempat bersanding. Di kiri kanan pontas dipasang Tabir Panjang Lurus (
kain kelambu), di keliling atas dipasang tabir pendek, di depan pontas dipasang
tabir panjang (besar) yang diberi nama Tabir Gulung, yaitu jika siang hari
digulung ( sanggul) dan malamnya dilepas.
Di pontas dilengkapi dengan
Bantal Bertokat, Kelopai, serta semacam ampaian tempat memajang kain tenunan
Indragiri, yaitu :
-
Kain Betabo; bunga-bunga bertaburan
-
Kain Tolak Berantai; bunga bersambung-sambung
-
Kain Goboh; kain lepas untuk mandi dan alas duduk
-
Kain Corak temangon; kain tiga warna yaitu merah,
kuning dan hijau.
Didepan pentas sebelah kiri
terdapat peralatan pontas seperti Tabak dengan segala perhiasannya, Tepak sirih
berisi lengkap dibalut dengan sapu tangan sutera, Miniatur Kapal yang berisi
kain panjang dan alat lainnya, sirih besar yang dihias, Kotak sirih (Pokak)
yang dibalut dengan sapu tangan sutera, lilin yang sudah disusun di tempat
lilin dari kuningan, dan Poho pengantin.
3.
Bilik/Kamar Pengantin.
Menurut aslinya, dahulu bilik
pengantin menyatu dengan pontas. Didepan pontas ada tabir besar/panjang yang
membatasi pontas dengan peralatan pontas seperti Tabak dan lainnya. Tabir dapat
dibuka sehingga terlihat pontas dan dapat ditutup kembali. Jadi tabir
besar/panjang tersebut berfungsi sebagai dinding bilik/kamar pengantin dengan
ruangan rumah.
C.
BENTUK BUSANA DAN MOTIF
1.
Bentuk Busana
1) Baju Teluk Belanga sutera dan Kebaya sutera serta kain
sutera dilipat setengah tiang dengan pilihan bentuk kain antara lain ; kain tolak
berantai dengan motif melati berpunce pucuk rebung , kain betabo dengan motif
bunga tanjung berpunce pucuk rebung, dan kain temangon motif pelangi berpunce
bunga tanjung.
Busana sutera ini khusus dipakai pada acara :
a.
Hari langsung/hari berarak
b.
Menyembah, dan
c.
Makan nasi hadap-hadapan.
2) Baju Kurung Melayu Teluk Belanga biasa atau bentuk
Cokek Musang dan Kebaya Melayu serta kain sutera yang berbeda-beda motif
seperti tersebut diatas, dan lain-lain.
Busana seperti
ini dipakai pada acara :
a.
Mengukus.
b.
Berandam
c. Khatam Al Quran, dengan tambahan busana kepala memakai
Marhamah, Selendang Kelingkan.
d.
Cecah Inai
e.
Berinai besar
f.
Suruk-surukan
g.
Berkunjung
2.
Motif Kain Sutera
Sutera merupakan serat protein alami yang
dapat ditenun menjadi kain. Sutera bertekstur mulus, lembut, namun tidak licin.
Rupanya berkilauan yang menjadi daya tarik sutera berasal dari struktur seperti
prisma segitiga dalam serat tersebut yang membolehkan kain sutera membiaskan
cahaya pada berbagai sudut. Karena itu kain sutera lembut dipandang mata.
Dalam memakai kain sutera terkandung arti
perlambangan yang sakral dalam setiap coraknya. Dalam satu kain sutera,
meskipun warna dasarnya dominan merah hati, namun terdapat motif, warna paduan dan
perlambangan yang berbeda sehingga menghasilkan corak yang indah.
Perlambangan motif yang terdapat dalam kain
sutera antara lain :
a.
Motif bunga melati melambangkan kesucian, keaggungan
dan sopan santun.
b.
Motif bunga tanjung melambangkan keramah tamahan.
c. Motif pucuk rebung melambangkan keberuntungan, harapan
baik dalam setiap langkah hidup.
PENUTUP
Penulis berharap kiranya apa yang telah
dipaparkan sesuai dengan permasalahan budaya yang dihadapi saat ini, semoga
hasil yang disampaikan dapat bermanfaat.
Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
paparan materi ini mohon dimaafkan,
karena keterbatasan kemampuan kami dalam menulis dan menyampaikannya.
Ucapan terimakasih kepada penyelenggara dan
peserta atas perhatian dan partisipasinya, semoga Allah senantiasa memberkahi
usaha kita bersama.
Rengat, 29 Mei 2012
BIODATA
PENULIS
NAMA : Hj. MURNI
TEMPAT
/ TGL LAHIR :
RENGAT, 6 AGUSTUS 1946
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : - PENSIUNAN PNS –
GURU
- KEPALA TK. ANNISA KP. BESAR SEBERANG
ALAMAT : KAMPUNG BESAR SEBERANG RENGAT
Sumber Informasi/data :
[1] H.
Mazlan Majid. BA ( Tokoh masyarakat Melayu), Syarifah Asyikin ( Guru Mengaji),
Mardi HS . S.Pdi (Tokoh Masyarakat), H. Bahtaram.Ib ( Pemerhati Adat Istiadat
Melayu).
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: BUSANA ADAT PERKAWINAN MELAYU DAN FILOSOFINYA
Ditulis Oleh batangterendam.blogspot.com
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel BUSANA ADAT PERKAWINAN MELAYU DAN FILOSOFINYA ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Judul: BUSANA ADAT PERKAWINAN MELAYU DAN FILOSOFINYA
Ditulis Oleh batangterendam.blogspot.com
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel BUSANA ADAT PERKAWINAN MELAYU DAN FILOSOFINYA ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar